Situbondo(jurnalbesuki.com) - Untuk mengurai persoalan klasik saat mudik lebaran di pelabuhan penyeberangan Jangkar, Situbondo ke sejumlah kepulauan di Pulau Madura. Kondisi tersebut menjadi perhatian serius pihak Kesyabandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Panarukan, Situbondo, Jawa Timur.
Bahkan, untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan penumpang saat mudik lebaran tahun 2024, Kepala KSOP Kelas IV Panarukan, melakukan rapat koordinasi, untuk membahas persoalan klasik tersebut di pelabuhan penyeberangan Jangkar, Situbondo.
Namun, dalam rapat koordinasi tersebut, KSOP Kelas IV Panarukan, melibatkan Dinas Perhubungan Provinsi Jatim, Kabupaten, BPTD XI Propinsi Jatim,Camat, Satpor Air, PT ASDP Ketapang, Banyuwang dan ASDP Jangkat dan PT DDU Jangkar, TNI serta Polri.
Selain itu, rapat koordinasi yang berlangsung di lantai dua kantor Syahbandar Jangkar itu, juga melibatkan para pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) di Situbondo dan Probolinggo serta melibatkan perwakilan warga kepulauan Madura, yang merantau di pulau Bali.
Kepala KSOP Panarukan, Herland Apriliyanto mengatakan, pihaknya bersama stakeholder terkait, pengasuh pesantren dan pengguna jasa, sengaja melakukan koordinasi, untuk membahas dan mengantisipasi arus mudik lebaran tahun 2024.
"Untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan penumpang, saat mudik lebaran 1445 Hijriah,"ujar Herland Apriliyanto, Rabu (6/3/2024).
Menurutnya, Rakor tersebut membahas banyaknya kemungkinan yang terjadi pada saat arus mudik dan balik lebaran tahun ini ke sejumlah kepulauan di Pulau Madura. Sehingga kemungkinan itu dapat dicarikan solusi sebelum memasuki arus mudik dan balik tersebut.
"Kita sudah menyiapkan pola, yang pertama penambahan kapal dari ASDP dan Provinsi. Tujuannya, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para pemudik,"ujar Herland Apriliyanto.
Pria yang akrab dipanggil Antok menjelaskan, sedangkan pola lainnya, dengan memecah konsentrasi penumpang dengan melalui pelabuhan Celukan Bawang, Kabulaten Buleleng, Bali.
"Dan itu sudah disampaikan Kadis Perhubungqn Sumenep malalui surat ke Bupati Buleleng dengan tembusan Pemprov Bali dan Kementrian," katanya.
Antok menjelaskan, jika masih terjadi penumpukan penumpang, dan keramaian penumpang selama arus mudik dipastikan ada, namun pihaknya tetap mengakomodir agar penyeberangan penumpang tetap berjalan lancar.
"Kita sudah menyiapkan itu, diantaraya ASDP dan propinsi Jatim yang sa sama menyiapkan tambahan satu kapal serta operato kapan menambah tripnya. Yaitu trip empat kapal mudik reguler dan empat kapal mudik gratis," jelasnya.
Tak hanya itu, sambungnya, pihaknya juga menyiapkan dua kapal bantuan untuk mengangkut para penumpang itu.
"Dua kapal bantuan itu selalu siap kalau memang dibutuhkan,"katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Tehnil Kepelabuhanan UPT Pengumpa. Reguler Banyuwagi, Propinsi Jawa Timur, Tri Wahyono mengatakan, pada mudik tahun 2024 ini pihaknya masih menyediakan tiga kabal, namun tdak kemungkinan akan ada penambahan kapal.
"Tapi itu semua masih kewenangan pihak ASDP untuk tambahan kapal itu," kata Tri Wahyono.
Menurutnya, terkait pemulangan santri, dan sesuai harapan para pengurus pesantren agar pemulangan santri harus disingkronkan dengan jadwal mudik gratis.
"Itu kami fasilitasi dan akan disampaikan ke pimpinan, mudah mudahan jadwal itu bisa dirubah sesuai kebutuhan santri itu," katanya.
Dikatakan, pihaknya memprediksi para santri yang akan melalui pelabuhan Jangkar, diperkirakan mencapai sebanyak 5000 orang santri.
"Kapal mudik disesuakan dengan kapal kita, yaitu sebanyak 250 orang penumpang fan dikali empat. Maka totalnya hanya 1000 orang saja yang bisa menggunakan kapal mudik grati itu. Dan kami menunggu ada dispensasi muatan itu dari kementria," jelasnya.
Sementara itu, salah seorang perwakilan warga kepulauan Madura yang ada di Bali, Masdu mengatakan, untuk para pemudik tahun ini jumlahnya akan semakin banyak, karena usaha di Bali sudah mulai membaik.
"Kalau tidak salah ada sekitar 14 ribu sampai 15 ribu warga kepulauan yang ada di Bali itu," kata Masdu.
Masdu berharap pada mudik lebaran tahun ini ada penambahan armada, karena pada H min 5 biasanya warga kepulauan yang akan pulang kampung akan banyak dan menumpuk.
"Ya kalau bisa ada tambahan kapal, agar tidak terjadi penumpukan penumpang," pintanya.
Lebih jauh Masdu menjelaskan, pihaknya menyambut baik rencana pemudik akan dilewatkan dari Pelabuhan Celukan Bawang, Bali, karena saat ini di Pelabuhan Jangkar melayani penyeberangan ke Lombok dan parkiranya semakin sempit.
"Kalau bisa memang dari penyebaranga Bali itu lebih bagus, semuga apa yang diharap warga kepulauan bisa pulang melalui penyeberangan dari Bali itu," pungkasnya.(ary)