Ini Beberapa Persiapan Menjadikan Ijen Geopark Menjadi Unesco Global Geopark

Iklan Semua Halaman

Ini Beberapa Persiapan Menjadikan Ijen Geopark Menjadi Unesco Global Geopark

08/06/2022

Bondowoso (jurnalbesuki.com) - Penilaian Ijen Geopark menjadi Unesco Global Geopark (UGG) akan dilaksanakan pada 9 - 12 Juni 2022 dan akan ada asesor Unesco yang datang untuk melakukan penilaian lapangan secara langsung.


Obyek penilaian akan dilakukan pada dua wilayah masing-masing kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso. Semantara untuk kabupate Bondowoso melalui Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga dan kebudayaan (Disparporabud) Bondowoso diperoleh informasi bahwa persiapan sudah matang dan siap untuk dinilai.


"Sudah seratus persen. Dan masyarakat juga sudah siap juga dengan kedatangan asesor Ijen Geopark," jelas Mulyadi.


Dijelaskan, seluruh OPD selama ini telah melakukan persiapan dengan melakukan gladi kotor sampai gladi bersih. Juga telah ada pendampingan dari Dewan Pakar Komite Nasional Geopark Indonesia. Tepatnya saat agenda gladi bersih, Dewan Pakar melakukan kunjungan ke berbagai situs yang masuk deliniasi Ijen Geopark di Bondowoso.


Dilansir dari laman resmi Kemenparekraf, Jika Ijen Geopark ditetapkan sebagai UGG, maka akan melengkapi UGG yang ada di Indonesia. Yang sebelumnya sudah ditetapkan Geopark Batur pada 2012, Geopark Gunung Sewu pada 2015, Geopark Cileteuh tahun 2018, Geopark Rinjani tahun 2018, Geopark Kaldera Toba tahun 2020, dan Geopark Belitung tahun 2020.


Karenanya Menparekraf Sandiaha Salahuddin Uno sempat mengecek persiapan Ijen Geopark pada Senin 6 Juni 2022.


“Saya harapkan semua pihak mendukung untuk ditetapkannya Ijen sebagai taman bumi dunia. Karena selain Ijen, tahun ini akan ada Geopark yang akan ditingkatkan statusnya seperti Geopark Maros Pangkep di Sulawesi Selatan, Raja Ampat, dan Merangin Jambi,” jelas Sandiaga Uno.


Seperti diketahui, kriteria penilaian geopark menjadi Unesco Global Geopark antara lain 35 persen geologi dan lanskap (teritorial, geo-konservasi, warisan alam, dan budaya), 25 persen struktur pengelolaan atau manajemen, 15 persen pendidikan interpretasi dan lingkungan, 15 persen geowisata, dan 10 persen pembangunan ekonomi wilayah yang berkelanjutan.


“Harapan saya, kita semua dapat bersinergi untuk mengembangan Geopark Ijen dan bersama-sama dapat mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” ujarnya.(klikbwspikiranrakyat/hans)