jurnalbesuki.com - Pasien yang sudah sakit parah akan mengalami pengalaman mendekati kematian yang dalam istilah asing disebut Near Death Experience (NDE). Demikian dilaporkan para pakar ketika memaparkan hasil survey terhadap pasien-pasien yang secara medis sudah masuk mendekati ajal.
![]() |
| Foto: Situasi Pasien Alami NDE (dok.BBC) |
Menurut pakar, Kondisi ini mungkin seseorang mengalami atau sedang berada pada sensasi luar biasa. Sensasi tersebut antara lain seperti nyawa keluar dari tubuh, bertemu dengan orang-orang terkasih yang sudah menginggal lebih dahulu, melihat cahaya yang sangat terang, atau merasa dalam keadaan damai yang sangat mendalam.
Para peniliti dari University of Virginia menyebut telah malakukan survey terhadap 167 orang yang mengaku telah mengalami sakit atau serangan penyakit yang masuk kategory NDE. Rata-rata mereka mengamu pernah mengalami situasi yang menjurus pada sensasi.
Satu mekanisme koping utama menonjol di antara yang lain, hampir 70 persen melaporkan perubahan keyakinan dan spiritual mereka dan ketakutan mereka akan kematian setelah mengalami NDE.
"NDE saya cukup besar. Saya tahu, saya tidak akan pernah menjadi orang yang sama lagi, jadi refleksi dan kerja batin yang berkelanjutan dibutuhkan setiap hari," tulis salah satu peserta, sebagaimana dikutip detik.
Peserta lainnya memanfaatkan kejadian NDE untuk mengevaluasi kembali hubungan pribadi mereka. Lebih dari 20 persen melaporkan perceraian atau putus cinta, dan bahkan lebih banyak lagi yang menghadapi tantangan atau keretakan hubungan.
Keterasingan dan kesepian juga merupakan hal yang berulang terjadi pada orang yang pernah mengalami NDE.
Seorang peserta survei menyebut NDE mereka sebagai 'pedang bermata dua'. Itu adalah pengalaman yang sangat transformatif yang mereka simpan sendiri karena takut dihakimi.
Para peneliti mengatakan 64 persen peserta menghubungi profesional kesehatan mental, penasihat spiritual, atau komunitas daring. Sekitar 78 persen orang yang mengalami NDE merasa dukungan-dukungan tersebut sangat bermanfaat.
"Semakin intens NDE, maka semakin besar kemungkinan pasien mencari bantuan," tulis para ahli.
Masalahnya adalah banyak yang kesulitan menemukan dukungan yang sesuai. Sebuah gereja mengatakan banyak orang yang mendiskusikan pengalaman mereka saat mendapatkan bantuan.
"Setelah beberapa kali mencoba, sejujurnya saya tidak ada yang cukup mampu untuk mengatasinya. Semua tanggapannya standar dan tidak menginspirasi, sangat mengecewakan," tulis seorang peserta.
"Pengalaman saya menunjukkan bahwa orang-orang di sekitar saya tidak memahami betapa beratnya apa yang saya alami. Jadi, saya pikir orang lain juga tidak akan peduli," tulis peserta lainnya.
Lewat penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychology of Consciousness: Theory, Research, and Practice, para peneliti UVA berharap ini dapat membuka jalan bagi perawatan yang lebih baik bagi orang yang mengalami NDE.
"Penelitian tentang cara mendukung pasien-pasien ini dan kebutuhan spesifik mereka masih terbatas," kata Marieta Pehlivanova dari Departemen Psikiatri dan Ilmu Neurobehavioral UVA Health.
"Kami berharap dapat mulai mengatasi kesenjangan ini dan menginspirasi peneliti lain, terutama para klinisi, untuk mendedikasikan waktu dan perhatian dalam meneliti pertanyaan-pertanyaan ini," pungkasnya.(detik/hans)

Komentar