jurnalbesuki.com - Penggunaan Cutton Bud untuk membersihkan telinga bukan hal aisng bagi mayarakat. Bahkan untuk mendapatkan alat korek telinga itu dengan mudah didapat di toko-toko.
Namun banyak orang yang tidak tahu bahwa ternyata menggunakan Cutton Bud ternyata beresiko terhadap kesehatan telinga orang.
Ada contoh kasus terkait soal telinga sebagaimana dilansir detik. Seorang warga Malang awalnya selalu menggunakan pembersih telinga cutton bud akhirnya harus dioperasi.
Awaalnya dia merasa nyaman dengan cutton bud ketika membersihkan telinganya. Namun seiring waktu, dia merasa ada yang tak nyaman bahkan sakit. Akhirnya diapun pergi ke dokter untuk memeriksa kondisi telinganya.
Ketika diperiksa oleh dokter, awalnya didiagnosis terinfeksi jamur akibat telinga bersih. Lalu, ketika sudah sembuh, dokter justru menemukan kondisi lain di telinganya yaitu kolesteatoma, yang membuatnya terpaksa harus dioperasi.
Secara umum, liang telinga dilindungi oleh asam yang menghambat perkembangan patogen. Ini membuat telinga sebenarnya tidak perlu dibersihkan setiap hari.
Ketika terlalu sering dibersihkan, maka ini akan merusak lapisan asam yang ada di dalam liang telinga.
"(Lapisan asam) ini menjadi tergerus dan lama kelamaan habis sehingga pH (tingkat asam-basa) liang telinga menjadi basa. Hal ini yang mengakibatkan bakteri mudah berkembang," ujar dr Ahmad ketika dihubungi detikcom, Jumat (8/8/2025).
dr Ahmad menyarankan pembersihan telinga dengan cotton bud sebaiknya dilakukan pada 1/3 luar liang telinga atau sekitar 1 cm. Untuk pembersihan telinga sebaiknya cukup dilakukan 6-12 bulan.
Sedangkan, untuk kolesteatoma sendiri merupakan kondisi yang terjadi ketika sel-sel kulit mati menumpuk di belakang gendang dan membentuk benjolan atau kista.
"Dalam bahasa awam berarti peradangan pada telinga akibat penumpukan lapisan sel kulit yang menggumpal serta dapat menembus tulang. Penyebabnya adalah infeksi pada telinga yang terus menerus sehingga membentuk kolesteatoma," ujar dr Ahmad.(detik/hans)