Kisah Karomah Kyai Kholil Bangkalan : Kalimat Bis-nya Mengalahkan Bobot Sapi Terbaik

Iklan Semua Halaman

Kisah Karomah Kyai Kholil Bangkalan : Kalimat Bis-nya Mengalahkan Bobot Sapi Terbaik

21/03/2022

 

(jurnalbesuki.com) –  Sosok Kyai Kholil Bangkalan merupakan figur tokoh agama islam yang sangat diyakini keilmuan dan  kewaliannya oleh seluruh ulama Indonesia bahkan hingga kepenjuru dunia. Tercatat banyak ulama hebat dan masyhur yang merupakan hasil gemblengan kyai yang tinggal di Kabupaten Bangkalan Madura itu.

Beberapa kyai yang masyhur menjadi santri beliau adalah KH. Hasyim Asy’ari (Pendiri Ormas terbesar Nahdlatul Ulama), KH. Much Shidiq Jember, KH. Moch Hasan bin Samsuddin (Pendiri Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo) dan banyak lagi para kyai yang pernah nyantri kepaada Kyai Kholil dan ketika kembali ke masyarakat menjadi tokoh luar biasa.

Banyak cerita tentang karomah yang dimiliki oleh Kyai Kholil. Karena selain dikenal sebagai seorang yang allamah, beliau juga dikenal sebagai salah satu waliyullah. Sehingga banyak diberi kelebihan oleh Allah.

Suatu hari, seorang kaya didaerah Bangkalan menggelar acara selamatan dengan mengundang banyak warga untuk berdoa bersama dan dihadiahkan kepada arwah orang tuanya yang sudah meninggal termasuk mengundang Kyai Kholil untuk memimpin Doa bersama.

Untuk kepentingan doa bersama itu, tuan rumah menyembelih sapi terbaik yang dibelinya dipasar sebagai kelengkapan jamuan makan dan berkat (bingkisan) untuk masyarakat yang diundang dalam gelar acara Tahlilan bersama itu.

Tibalah waktu yang ditentukan untuk menggelar acara. Masyarakat dan warga yang diundang sudah berkumpul dan duduk rapi ditempat yang sudah disediakan tuan rumah. Dan sebagai tokoh agama yang paling berpengaruh, maka acara diserahkan kepada Kyai Kholil untuk memimpin acara ritual yang sangat diharapkan menjadi berkah dan menjadi salah satu penyebab diampuninya seluruh dosa dan kesalahan orang tua situan rumah.

Kyai Kholil lalu memimpin acara dengan ungkapan singkat. “Para hadir dan tuan rumah, saya sedang banyak undangan saat ini. Oleh karena itu mari kita baca Bismillahirrahmanirrahim (Basmalah-red) bersama-sama dan Insyaallah orang tua tuan rumah diampuni dosa-dosanya oleh Allah,”ujar Kyai Kholil. Setelah itu acara bubar.

Melihat proses yang berjalan diacara doa hanya begitu saja,  tuan rumah kaget, jengkel dan menggerutu. “Lah kok hanya begitu acara doanya? Padahal persiapan dan fasilitas untuk selamatan ini sudah makan banyak biaya lha kok hanya dibacain bismillah,”gerutu tuan rumah pelan-pelan karena takut sampai terdengar kyai Kholil.

Tetapi kejengkelan dan menggerutunya tuan rumah itu ternyata didengar dan diketahui oleh sang waliyullah putra dari Kyai Abdul Lathif itu. Tuan rumahpun dipanggil oleh Kyai Kholil dan diminta untuk memotong pohon kelapa serta mendatangkan sapi paling baik dan paling gemuk. Tuan rumah dan warga menuruti apa yang diminta oleh kyai yang pernah nyantri kepada Syech Nawawi al Bantani di Makkah.

Ternyata pohon kelapa yang dipotong itu oleh kyai Kholil dibuat semacam timbangan. Lalu sapi yang terbaik dan gemuk itu diikat pada  salah satu ujung pohon kelapa yang sudah disiapkan. Setelah itu sang kyai dengan mantap melangkah ke ujung pohon kelapa satunya. “Semuanya harap menjadi saksi dan memperhatikan dengan baik,”ujar Mbah Kholil lantang.

Lalu kyai Kholil menulis sesuatu disebuah kertas dan meletakkan pada ujung pohonn kelapa yang sudah dibentuk sebagai palang timbangan itu. Dan Masyaallah, sapi yang terikat diujung pohon kelapa lawannya itu ternyata terangkat naik hingga tidak menyentuh tanah. Tidak lama tulisan itu diambil oleh mbah Kholil sehingga sapi tersebut turun lagi menjejak tanah. Lalu kyai kharismatik itupun masyarakat untuk mendekat kepadanya.

“Kalian lihat ya, saya hanya menulis dan mengucap kalimat Bis (kepedekan dari kalimat basmalah-red). Tetapi sudah membuat sapi itu sudah terangkat keatas. Padahal saya tadi mengucapkan kalimat Bismillahirrahmanirrahim,”ujar Kyai Kholil yang menurut sejarah lahir pada hari Selasa  tanggal 27 Januari 1820 Masehi atau 11 Jumadil Akhir 1234 Hijriah itu kepada semua yanh hadir menyaksikan.

Wallahua’lam bishshowab.

*ditulis berdasarkan cerita KH. Bahaudin Nursalim (Gus Baha) yang disiarkan melalui akun Tiktok @albumngajioficiall