Situbondo(jurnalbesuki.com) - Berdalih mengikuti trend kekinian yang viral di media sosial (Medsos), belasan siswi salah satu SD di Kota Situbondo, mereka nekat menyayat atau menggores lengannya sendiri, dengan menggunakan alat kesehatan (Alkes) jenis alat untuk cek GDA stick.
Ironisnya, para siswi kelas IV, V dan kelas VI SD di Kota Situbondo tersebut, mereka mengaku alat yang digunakan untuk menyayat lengannya sendiri itu, justru didapat atau dibeli dari salah seorang pedagang keliling, yang berjualan di sekitar sekolahnya.
Diperoleh keterangan, terungkapnya fenomina mengerikan belasan siswi salah satu SD di Kota Situbondo melukai tangannya sendiri itu, berawal ditemukannya lengan salah seorang siswi kelas V SD tersebut, dipenuhi luka goresan yang tidak wajar, sehingga salah seorang guru melaporkan kepada kepala sekolahnya.
Bahkan, begitu mengetahui salah seorang siswinya, mengikuti trend kekinian yang viral di Medsos tiktok, pihak sekolah langsung melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah kelas, dan ternyata sebanyak 11siswi SD di Kota Situbondo, diketahui melukai tangannya sendiri menggunakan alat cek GDA stick.
"Begitu mendapati 11 siswi melukai tangannya sendiri, saya langsung memberikan pembinaan. Bahkan, kami memanggil para orang tua siswi tersebut, agar bersinergi dengan sekolah dalam menangani fenomina mengerikan para siswi tersebut. Selain itu, kami juga merampas alat yang digunakan untuk menggores tangannya,"ujar AR, Kepala Sekolah ( Kasek) salah satu SD di Kota Situbondo, Jumat (29/9/2023).
Menurut dia, selain melakukan koordinasi dengan para orang tua siswi yang melukai tangannya, pihaknya juga melaporkan fenomena tersebut ke kepala Dispendikbud Situbondo, dengan harapan fenomina salah kapra tersebut tidak ditiru para siswa yang lain di sekolahnya.
"Untuk sementara, kami menutup akses para pedagang keliling yang berjualan di sekolah. Sebab, berdasarkan pengakuan para siswi, mereka mengaku membeli alat dari salah seorang pedagang di sekolah,"katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dispendikbud Kabupaten Situbondo Supiyono mengatakan, untuk mengantisipasi fenomina para siswa melukai tangannya sendiri tidak menyebar ke sekolah lain, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Korwil SD dan MKKS ditingkat SMP di Situbondo, agar pihak sekolah lebih meningkatkan pengawasan kepada para siswanya.
"Karena fenomina ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh sekolah. Oleh karena itu, kami juga meminta kepada para orang tua untuk bersinergi dengan sekolah. Bahkan, kami juga merencanakan untuk membuat surat edaran (SE), agar kasus ini tidak menyebar ke sejumlah sekolah di Situbondo,"ujar Supiyono.
Lebih jauh Supiyono menegaskan, pihaknya juga mendorong sejumlah sekolah, baik sekolah tingkat SD maupun SMP di Kabupaten Situbondo, untuk bekerjasama dengan pihak kepolisian. Mengingat sebelumnya pihak sekolah sudah melakukan kerjasama dengan Polres Situbondo, untuk mengantisipasi terjadinya bullying dan kekerasan seksual terhadap anak di sekolah.
"Selain itu, karena berdasarkan laporang Kasek SD di Kota Situbondo, alat untuk melukai tangannya dibeli dari salah seorang pedagang, kami meminta kepada guru dan Kasek di sejumlah sekolah, untuk lebih selektif terhadap para pedagang yang berjualan di sekolahnya, agar kasus ini tidak terjadi lagi di Situbondo,"pungkasnya.(ary)