Selidiki Dugaan Korupsi Dana Sewa Pesawat Cesna, Kepala BPKAD Jember Dipanggil Polisi

Iklan Semua Halaman

Selidiki Dugaan Korupsi Dana Sewa Pesawat Cesna, Kepala BPKAD Jember Dipanggil Polisi

30/03/2023


 Jember (jurnalbesuki.com) - Kepolisian Resor Jember Jawa Timur terus memperdalam penyelidikan dugaan Korupsi Dana Sewa Pesawat carter Brand New Cessna yang direncanakan akan beroperasi selama tiga bulan di Bandara Notohadinegoro dengan rute Jember - Surabaya PP dan 2 kali penerbangan dalam sehari.


Namun ternyata pesawat tersebut tidak beroperasi sebagaimana rencana karena pada hari ke 51 penerbangan sudah berhenti. Pesawat New Cessna Grand Caravan dioperasikan PT Amaya Alam Semesta di Bandara Notohadinegoro, Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada 22 Desember 2022 – 10 Februari 2023.


Untuk kepentingan pendalaman itulah, Polisi memanggil kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Jember Tita Fajar Adiningsih untuk dimintai keterangan. 


Pemanggilan Tita Fajar itu terkonfirmasi oleh Kanit Pidsus Polres Jember Ipda Dwi Sugiyanto kepada awak media. "Pemeriksaan kepada Bu Tita, dilakukan sejak pukul sebelas siang hingga sekarang. Pemeriksaan ini masih tahap Pulbaket," ujarnya, Selasa (28/03/2023).


Menurutnya, pemeriksaaan pihak-pihak terkait dalam dugaan kasus tersebut, akan terus dilakukan, supaya tabir dugaan korupsi sewa pesawat dapat terungkap. "Pasti, jadi tinggal lihat hasil pemeriksaan dari penyidik , dan selanjutnya penyelidikan Pulbaket ini mengarah pada siapa, nanti akan kami panggil," imbuhnya.


Sebelumnya, kata Dwi, polisi juga telah memeriksa Kepala Dinas Perhubungan Jember Agus Wijaya, untuk dimintai keterangan mengenai pesawat Carter yang di sewa dan hanya beroperasi satu bulan sepuluh hari itu."Dan kemarin kan sampean sendiri kan tau," imbuhnya.


Sementara itu, Tita yang dikonfirmasi mengakui bahwa telah dipanggil pihak kepolisian untuk dimintai keterangan. menurutnya, polisi bertanya soal anggaran sewa pesawat. “Pesawat itu tidak menggunakan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) dan dana deviden (Bank Jatim),” katanya.


Tita tidak tahu dari mana dana mendatangkan pesawat itu. “Kan tidak lewat kami (Pemerintah Kabupaten Jember). Tidak ada sepeser pun (uang dari kas daerah),” katanya.(hans)