Namun, karena luka bakar yang dialami bocah kelas II SD tersebut cukup parah. Sehingga korban harus menjalani rawat inap di RSUD Asembagus, Situbondo. Bahkan, hingga berita ditulis korban masih dirawat Intensive Care Unit (ICU) RSUD Asembagus, Situbondo.
Diperoleh keterangan, sebelum terkena semburan kembang api bekas di areal persawahan setempat, korban Hasan Asrofil pamit ke ibunya untuk bermain di rumah tetangganya, dengan menggunakan sepeda listrik berwarna merah, dengan membonceng salah seorang temannya.
Diduga kuat, saat korban melintas di areal persawahan sekitar Ponpes, dia melihat gulungan bekas kembang api berserakan di tempat sampah, sehingga korban dan temannya berhenti dan bermain kembang api bekas, yakni kembang api yang dibakar empat hari lalu di acara maulid Nabi Muhammad SAW di rumah salah seorang warga setempat.
Mendapati gulungan bekas kembang api berserakan di tempat sampah, korban dan seorang temannya langsung mengambilnya untuk dibuat mainan. Diduga kuat, korban mengeluarkan isi dari gulungan kembang api, dan menumbuknya menggunakan batu, hingga semburan api mengenai wajah, kaki dan tangan korban.
"Saya kaget, saat pulang ke rumah dia menangis dengan kondisi wajah penuh abu, sehingga saya membersihkan menggunakan handuk basah, namun saat dibersihkan kulitnya mengelupas. Pada saat itupula, saya langsung membawa Hasan ke RSUD Asembagus,"ujar Risnawati, ibu korban, Sabtu (27/9/2028).
Kapolsek Kapongan, Situbondo Iptu Teguh Santoso mengatakan, begitu mendapat informasi seorang bocah kelas II SD mengalami luka bakar di wajah, kaki dan tangannya, akibat bermain gulungan kembang api bekas, pihaknya langsung menuju ke RSUD Asembagus, Situbondo, tempat korban menjalani rawat inap.
"Saat ini, korban Hasan Asrofil Mukis masih menjalani perawatan secara intensif di ruang ICU RSUD Asembagus, Situbondo,"ujar Iptu Teguh Santoso.
Menurut dia, agar kasus serupa tidak terulang lagi, pihaknya menghimbau kepada masyarakat khususnya di kecamatan Kapongan, Situbondo, agar tidak membuang gulungan bekas kembang api yang sudah dibakar sembarangan.
"Karena dikhawatirkan akan terjadi korban lagi, seperti yang dialami bocah kelas II SD asal Desa Peleyan tersebut,"imbau Iptu Teguh Santoso.(ary)