Demikian diungkap H Achmad Faeshol, legislator Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada DPRD Jember. "Saya kaget dengan data terbaru ini, karena sebelumnya kasus stunting yang ada tidak sebesar itu sebarannya," ujar Faishol yang juga anggota komisi D DPRD Jember itu, Senin (30/01/2023).
Sebaran dari 40 itu disebut terdapat pada 15 Kecamatan. Rinciannya adalah Kecamatan Kalisat (7 desa), Bangsalsari, Pakusari, Jelbuk, Silo (masing-masing 4 desa), Sumberjambe (3 desa), Balung, Sumberbaru, Ledokombo, Rambipuji, Tempurejo (masing-masing 2 desa), Sumbersari, Panti, Arjasa, Umbulsari (1 desa).
"Ini peningkatan luar biasa dan harus diprihatinkan semua pihak terutama pemerintah Daerah. Harus segera dirumuskan upaya untuk meminimalisir kasus Stunting itu," ujar Faishol.
Penanganan itu bisa dilakukan salah satunya dengan mengajak Pemerintah Desa untuk melakukan sharing anggaran untuk penanganan penyakit yang menghawatirkan itu.
Penanganan stunting alias tengkes setempat diakui masih belum terkoordinasi dengan baik. Ini terbukti dari tingginya angka stunting di Jember yang dirilis Kementerian Kesehatan RI. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan angka tengkes di Jember tertinggi di Jawa Timur yakni 34,9 persen.(hans)