Minta Hujan, Warga Pariopo Situbondo Gelar Phojian Hodo

Iklan Semua Halaman

Minta Hujan, Warga Pariopo Situbondo Gelar Phojian Hodo

09/12/2022


 Situbondo (jurnalbesuki.com) - Meski sudah memasuki musim hujan, namun warga Dusun Pariopo, Desa Bantal, Kecamatan Asembagus,  KsSitubondo tetap menggelar sakral meminta hujan, yakni  menggelar upacara sakral Phojian Hodo,  Jumat (10/12/2022).


Pasalnya,  di wilayah dusun terpencil Desa Bantal, Kecamatan Asembagus itu, diketahui hujan turun tidak menentu, sehingga ratusan kepala keluarga di dusun tersebut mengalami krisis air bersih.


Namun hingga saat musim penghujan, hujan turun hanya beberapa kali, itupun tidak begitu deras. Agar hujan segera turun, masyatakat sekitar melakukan ritual sakral meminta  hujan yang disebut pojhian hodo.


Salah satu pemain Phojian Hodo, Antolifa (35) warga setempat mengatakan, upacara hodo adalah rangkaian tarian dan bunyi-bunyian. Tak hanya diyakini dapat memanggil hujan, upacara tersebut juga dapat menolak balak.


”Rangkaian upacara adat meliputi persembahan sesaji dan hasil bumi warga sekitar. Dibarengi pembacaan salawat nabi doa memohon kepada Allah, kemudian dilanjutkan dengan kidung disertai musik mulut, dan dilanjutkan dengan musik gamelan,” Antolifa.


Menurut Antolifa, pojhian hodo telah menjadi budaya dan tradisi masyarakat di Pariopo sejak bertahun-tahun silam.


"Tradisi ini sudah ada sejak nenek moyang kita saat membuka hutan untuk lahan pertanian,"ujarnya.


Ada beberapa titik yang dijadikan lokasi upacara adat, lanjut Antolifa, di Pariopo sendiri ada sejumlah tempat yang dikeramatkan. Bahkan ada di dusun lain, seperti di Curahmalang.


"Di titik-titik itulah digelar upacara adat secara bergiliran, diantaranya, di Gunung Masali, sombher mata aing (sumber mata air). Selain itu, selamatan dilaksanakan di Ghunong Bhata, Ghunong Cangkreng dan Tapa’ Dangdang. Setelah itu baru di beberapa tempat di luar Pariopo, seperti yang dilaksanakan hari ini, di jembatan baru dukuh Curahmalang,” pungkasnya.(ary)