Jakarta (jurnalbesuki.com) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Yahya Cholil Staquf menyebut NU memiliki sejumlah program strategis dalam menyongsong satu abad NU pada tahun depan.
Menyambut satu abad itu, PBNU akan membuat serial program yang bersifat dinamis. Tujuannya, ketika NU berusia 100 tahun, seluruh warga nahdliyin sudah sungguh-sungguh memiliki wawasan yang jelas dengan apa yang akan dilakukan 100 tahun ke depan.
Memasuki usia seabad itu, PBNU akan membuat program yang terdiri dari sembilan klaster di berbagai bidang, termasuk program berskala Internasional.
Dua di antara kegiatan berskala Internasional yang akan digelar itu adalah konferensi Internasional para pemimpin agara seluruh dunia atau Religion 20 (R20). Agenda Internasional kedua adalah fikih peradaban.
"Dua agenda agenda ini sedang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia terkait dengan berbagai kemelut di belahan dunia," kata KH. Yahya Cholil Staquf, saat membuka acara Konferensi Besar PBNU di Jakarta, Jumat 20 Mei 2022 malam.
Dengan sejumlah ikhtiar itu, kata Gus Yahya, NU akan menemukan alur tempuh secara bermakna dalam mencari solusi atas masalah-masalah kemanusiaan dan peradaban.
Gus Yahya mengatakan, dalam empat bulan ini, ia bersama jajaran tanfidziyah berhasil membangun rancangan agenda dan khidmat yang akan dijalankan lima tahun ke depan.
"Dalam lima tahun ke depan, semua kita, pengurus pusat dan daerah akan disibukkan menjalankan program-program itu," kata dia.
Sejak dilantik menjadi Ketua Umum, PBNU telah menyusun program di antaranya program peremajaan sawit rakyat sebanyak 80 ribu ha di seluruh Indonesia, pengembangan kampung nelayan di 80 titik, program 10 wira santri, bimbingan pernikahan, dan pelatihan-pelatihan kader.
Menurut Gus Yahya, konferensi Besar PBNU ini digelar untuk merespons perkembangan-perkembangan yang terjadi. Salah satunya menyangkut pekerjaan-pekerjaan besar yang harus dilakukan NU. Untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan besar itu diperlukan sistem kaderisasi yang mumpuni.
"Sistem kaderisasi ini akan menjadi salah satu tema yang akan kami bahas dalam Konbes PBNU kali ini," kata dia.
Literasi Digital Santri
Pada Konferensi Besar PBNU yang berlangsung 20-22 Mei 2022 itu juga ditanda tangani nota kesepahaman antara PBNU dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Nota kesepahaman itu sangat strategis bagi NU, terutama dalam bidang tata kelola teknologi informasi.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate berharap kesepakatan kali menjadi tonggak sinergi bersama untuk pengembangan ekosistem digital di Indonesia yang lebih produktif, aman, dan bertanggung jawab.
Kata Johnny, perkembangan dunia digital saat ini sangat banyak berpengaruh terhadap segala sisi kehidupan manusia, termasuk kehidupan beragama. Perubahan yang massif ini, kata Johnny, menuntut kita memiliki perspektif baru yang inovatif dan produktif.
Menyambut perubahan ini pemerintah telah melakukan akselerasi digital di Indonesia melalui berbagai paket kebijakan.
Setelah MoU ini, menurut Johnny, ada langkah konkrit yang akan dilakukan. Pemerintah akan menyediakan akses internet ke pondok-pondok pesantren di bawah naungan NU.
"Karena membangun NU, membangun Indonesia. NU maju, Indonesia maju," kata Johnny.(okezone/hans)