Pemandian Pateman Tanggul: Antara Misteri, Keindahan, dan Keasrian Air Kolamnya

Iklan Semua Halaman

Pemandian Pateman Tanggul: Antara Misteri, Keindahan, dan Keasrian Air Kolamnya

12/04/2022


 Jember (jurnalbesuki.com) - Sejak berdiri sekitar tahun 1954, Pemandian Patemon Tanggul sudah menjadi salah satu destinasi wisata bagi masyarakat sekitar bahkan dari luar daerah. Setiap moment liburan seperti hari sabtu dan minggu, 3 kolam utama yang disediakan mula kelas dewasa hinga anak-anak itu tidak pernah sepi pengunjung.


Jika libur hari besar seperti Hari Raya idul Fitri, Pemandian Patemon sangat ramai dikunjungi masyarakat berbagai daerah. Lokasi wisata utama Kolam yang dikelola Pemerintah Kabupaten Jember itu juga menyediakan pemandangan alam disekitar pemandian yang sangat asri dan sejuk. Bahkan air kolam yang digunakan berasal dari sumber alami yang sangat jernih dan sama sekali tidak bercampur bahan kimia.


Namun dibalik kelebihan yang bisa dinikmati oleh banyak kalangan setiap berkunjung. Pemandian Patemon juga mengandung kisah misterius yang menjadi kasak kusuk masyarakat sekitar. Pasalnya, sejak awal dioperasikan dan dijadikan salah satu wahana wisata untuk umum, hampir setiap tahun pemandian itu selalu memakan korban. Dan kabarnya korban yang mengalami kecelakan dikolam itu selalu tewas. 


Menurut kesaksian Indra Mertowijoyo selaku orang terdekat yang mengelola Pemandian Patemon, keseluruhan korban jiwa yang meninggal di sana adalah laki-laki. "Semua korban jiwa berjenis kelamin laki-laki. Entah bagaimana ceritanya, yang jelas seluruh korban tersebut sebenarnya bisa berenang dengan baik. Namun tiba-tiba kehilangan kemampuan berenang dan tenggelam sampai meninggal di dalam," ujar Indra.


Puncaknya pada tahun 1985, korban jiwa semakin banyak dan hal tersebut sempat membuat pemandian tersebut sepi pengunjung. Hingga akhirnya masyarakat setempat, termasuk Indra dan Sunarko selaku tim koordinator serta ahli waris tanah Patemon mengadakan 'slametan' (dalam bahasa Indonesia berarti melakukan semacam doa bersama).


Slametan dilakukan di sebuah mushola kecil yang terletak di tangah-tengah area Pemandian Patemon setiap malam jumat manis. Seluruh warga ikut dalam doa bersama untuk menghilangkan hal-hal negatif yang bersifat tumbal.


"Slametan itu ada, tumbal gak bisa langsung berhenti. Pokoknya pemandian ini benar-benar berhenti memakan korban jiwa itu sekitar tahun 1992. Berarti selama 7 tahun lamanya warga Patemon ini tidak berhenti memanjatkan doa kepada yang maha kuasa agar jauh dari hal-hal negatif," jelas Sunarko.


Hingga saat ini Pemandian Patemon tidak lagi memakan korban jiwa sejak tahun 1992. Memang ketika memasuki area wisata ini, Anda akan merasakan adanya aroma mistis yang sangat kuat. Saat pagi atau pun siang hari, Anda akan sesuatu yang berbeda dari pohon-pohon besar yang mengelilingi setiap sudut pemandian Patemon. Jika di siang hari saja sudah membuat bulu kuduk berdiri, bayangkan saja jika malam hari.


Menurut warga sekitar pemandian ini memang sangat 'wingit' dalam arti angker. Banyak orang yang mencari benda-benda pusaka namun bagi mereka yang bermaksud jelek dengan bertapa untuk mencari nomor togel misalnya, jangan harap selamat. Sebab menurut cerita, mereka yang mencari hal-hal ghoib dengan niatan buruk akan langsung dilempar dan ditenggelamkan oleh 'penunggu' Pemandian Patemon.(hans)