Kultum Akhir Ramadhan: Merenungi Kualitas Ibadah Setelah Ramadhan Berlalu

Iklan Semua Halaman

Kultum Akhir Ramadhan: Merenungi Kualitas Ibadah Setelah Ramadhan Berlalu

30/04/2022

jurnalbesuki.com - Ramadhan yang mulia menjelang berakhir. Sebagaimana banyak kita jumpai disetiap akhir bulan ramadhan, masyarakat pasti disibukkan dengan kegiatan menyambut datangnya hari idul fitri dengan penuh suka cita. Toko Baju ramai dikunjungi, Kaum ibu sibuk mencari bahan sajian ketika hari bermaaf-maafan nanti tiba dan sebagainya.


Perjuangan selama satu bulan melaksanakan ibadah puasa menjadikan umat sangat bergembira menyambut kemenangan. Rasulullah saw sendiri telah menegaskan bahwa pada hari ini umat Muslim dianjurkan untuk bergembira. Dalam salah satu hadits dijelaskan,


 عَنْ أَنَسٍ، قَالَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ‏‏‏.‏ قَالُوا كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ‏.‏ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏‏إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ 



Artinya, “Diriwayatkan dari sahabat Anas, ia berkata, ‘Sekali waktu Nabi saw datang di Madinah, di sana penduduknya sedang bersuka ria selama dua hari. Lalu Nabi bertanya ‘Hari apakah ini (sehingga penduduk Madinah bersuka ria)?’ Mereka menjawab ‘Dulu semasa zaman jahiliah pada dua hari ini kami selalu bersuka ria.’ Kemudian Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya Allah swt telah menggantikannya dalam Islam dengan dua hari yang lebih baik dan lebih mulia, yaitu hari raya kurban (Idul Adhha) dan hari raya fitri (Idul Fitri)” (HR Abu Dawud).


Introspeksi Diri Hari raya Idul Fitri memang momen kemenangan bagi umat Muslim setelah berjuang tiga puluh hari menjalani puasa, satu bulan melawan hawa nafsu. Akan tetapi, dengan begitu kita juga harus rela melepas kepergian bulan Ramadhan, bulan mulia yang sudah membersamai kita. Pendek kata, Idul Fitri adalah sebuah simbol kesempurnaan. Jika kesempurnaan telah diraih, maka harus ada yang pergi, yaitu bulan Ramadhan.   


Syekh Ali ath-Thanthawi berkata dalam syairnya,


  إِذَا تَمَّ أمرٌ بَدَا نَقْصُهُ # تَرَقَّبْ زَوَالاً إِذَا قِيْلَ تَمَّ   


Artinya, “Jika sesuatu telah sempurna, maka akan tampak kekurangannya. Renungilah yang hilang jika sesuatu telah dikatakan sempurna.”   Syair ath-Thanthawi di atas berpesan bahwa ketika sebuah kemenangan telah diraih, kesempurnaan telah dicapai, maka ada sesuatu yang pergi yang harus kita renungi dan diinstropeksi. Pertanyaannya, bagaimana cara kita mengintrospeksinya? 


Ada banyak hal cara kita menginstropeksi diri setelah Ramadhan pergi. Pertama adalah dengan bersyukur karena telah kita telah diberi kenikmatan besar berupa umur panjang dan kesehatan sehingga masih bisa bertemu Ramadhan tahun ini, bahkan melewatinya sampai selesai satu bulan hingga tiba hari kemenangan. Jika bersyukur, maka harapannya semoga Allah akan menambah kenikmatan itu dengan bertemu di Ramadhan berikutnya.   


Mungkin ada saudara kita yang dicabut usianya sebelum Ramadhan tiba sehingga tidak bisa berjumpa dengan bulan puasa, mungkin juga ada saudara kita yang dicabut usianya di pertengahan Ramadhan sehingga tidak mendapatkan kesempatan berpuasa satu bulan lamanya, atau ada pula saudara kita yang menjelang Idul Fitri nyawanya dicabut oleh Allah swt sehingga tidak bisa ikut merayakan hari kemenangan ini. Karena itu, kita yang sampai detik ini masih diberi usia panjang harus banyak-banyak bersyukur kepada Allah swt.


Allah swt berfirman,


 وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَئِن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٞ    


Artinya, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim [14]: 7)


Melalui ayat ini, ada pesan peting untuk kita pahami bersama. Jika kita bersyukur kepada Allah swt karena masih dianugerahi usia panjang dan kesehatan badan sehingga bisa berjumpa dan merampungkan satu bulan Ramadhan dengan berpuasa, maka Allah akan menambah kenikmatan tersebut dengan berjumpa di Ramadhan-ramadhan berikutnya. Bagaimana cara bersyukurnya, yaitu dengan selalu meningkatkan semangat ketakwaan dan beribadah kepada Allah swt.


Wallahu A'lam. (nuonline/hans)