Gubernur Jawa Timur : Jember Atasi Krisis BBM Tercepat karena Sinerginya Bagus

Iklan Semua Halaman

Gubernur Jawa Timur : Jember Atasi Krisis BBM Tercepat karena Sinerginya Bagus

31/07/2025


Jember (jurnalbesuki.com)  – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa langsung turun meninjau SPBU Di Jember menyusul krisis BBM yang telah menimbulkan problem sosial masyarakat.


‎Usai kunjungan kerja di Pasar Tanjung, Khofifah berkunjung ke SPBU Kaliwates untuk melihat langsung aktifitas masyatakat yang terjadi.


‎Di lokasi ini, Gubernur Khofifah memberikan penjelasan secara menyeluruh mengenai penyebab hambatan distribusi BBM yang sempat memicu kelangkaan di beberapa wilayah Jember.


‎Menurut Gubernur, kendala distribusi BBM disebabkan oleh tiga faktor utama. Pertama, gelombang tinggi di Selat Bali yang berdampak langsung pada penundaan pelayaran Ketapang-Gilimanuk.


‎“BMKG menyampaikan bahwa kondisi gelombang sangat tinggi, sehingga pelayaran harus dihentikan sementara. Akibatnya, terjadi antrean panjang di Pelabuhan Ketapang yang memengaruhi distribusi dari Terminal BBM Tanjung Wangi,” terang Gubernur Khofifah.


‎Penutupan total jalur Gumitir akibat proyek perbaikan besar-besaran. “Gumitir sedang dalam proses rekonstruksi karena kerentanan tanah yang cukup tinggi. Proses pemulihannya memerlukan teknik pemadatan hingga mencapai batu dasar yang paling keras untuk memastikan keamanan jangka panjang,” jelasnya.


‎Selain itu, keterbatasan pada Jembatan Besuk yang hanya mampu menahan beban maksimal 15 ton. “Sementara mobil tangki Pertamina membawa muatan hingga 21 ton. Ini memaksa distribusi untuk memutar ke jalur lain, yang tentunya memerlukan waktu dan biaya lebih,” tambahnya.


‎Di tengah situasi tersebut, Gubernur menyampaikan bahwa Pertamina telah mengambil langkah cepat dan terukur.


‎ “Suplai kini dialihkan dari beberapa terminal lain seperti Surabaya, Malang, Semarang, dan Yogyakarta. Ini bagian dari sistem distribusi nasional Pertamina yang saling menopang satu sama lain melalui sistem Patera Niaga,” ujarnya.


‎Dari data yang disampaikan, kebutuhan harian BBM Jember berada di angka 900 kiloliter. “Per kemarin, sudah masuk sebanyak 1.300 kiloliter. Artinya suplai sudah melebihi kebutuhan harian. Bahkan beberapa SPBU sudah tidak lagi mengalami antrean panjang,” kata Khofifah.


‎Menanggapi hal tersebut, Bupati Jember Muhammad Fawait menambahkan bahwa koordinasi intensif dengan seluruh stakeholder menjadi kunci dalam percepatan penanganan krisis BBM. Ia menyoroti pentingnya komunikasi terbuka dan responsif dari para tokoh daerah di tengah situasi krisis.


‎“Mulai hari Kamis ada krisis BBM. Tapi ketika menghadapi krisis, saya yakin banyak tokoh yang menghindar dari media. Namun, saya memilih untuk tetap terbuka. Tidak harus selalu muncul di media, tetapi kami terus membangun komunikasi yang kuat antara pemerintah daerah, tokoh-tokoh masyarakat, dan media.


‎Dari situ, ada arahan cepat dari Ibu Gubernur dan sinergi dengan pemerintah pusat yang membuat Jember menjadi kabupaten tercepat dalam mengatasi krisis BBM ini,” ujar Bupati Fawait.(diskominfo/hans)