“Ini berkah bulan Ramadhan. Mahalnya harga blewah bukan karena tingginya permintaan konsumen, melainkan karena banyaknya petani yang gagal panen akibat cuaca ekstrem,” kata Sunawi,
seorang petani asal Kecamatan Kendit, Situbondo, Sunawi, Selasa (14/3/2024).
Menurutnya, tingginya harga blewah di pasaran utamanya di awal bulan Ramadhan ini tentu sangat menguntungkan bagi petani. Dengan harga Rp.7 ribu kilogramnya. Bahkan, denga harga tersebut para petani bisa meraup keuntungan mencapai ratusan juta per hektarnya.
“Sedangkan untuk biaya garap seluas satu hektar tanaman blewah, membutuhkan modal sekitar Rp. 30 jutaan,”bebernya.
Sunawi menegaskan, dengan luas tanaman satu hektar bisa menghasilkan 7 ton buah blewah setiap panen, sementara dirinya bisa panen tiga hari sekali. Bahkan, buah blewah hasil panenya langsung dibawah keluar kota.
"Selain itu, kami tidak kesulitan menjual blewah karena langsung dijemput pedagang ke sawah. Biasanya mengirim buah blewah ke Bali, Sidoarjo, Surabaya dan Jember,” katanya
Lebih jauh Sunawi berharap, Pemkab Situbondo melakukan program pendampingan bagi petani hortikultura, mengingat saat cuaca ekstrem menyebabkan tanaman rentan penyakit, seperti batang busuk hingga menyebabkan gagal panen.
“Sejauh ini di tempat kami tidak ada pendampingan sama sekali bagi petani sehingga banyak petani gagal panen. Makanya untuk buah-buahan jenis blewah sekarang cukup langka,”pungkasnya.
Sementara itu, seorang pedagang buah-buahan Abrori mengatakan, diakui pada bulan ramadhan tahun 2024 ini, banyak petani yang mengalami gagal panen, sehingga harga buah-buahan cenderung naik termasuk buah blewah. Sehingga para pedagang harus mencari buah-buahan ke sejumlah daerah untuk memenuhi permintaan konsumen.
“Kami cari buah-buahan ke sejumlah daerah karena kami punya banyak supplier di luar kota,”kata Abrori.(ary)