PWNU Jawa Timur Dorong Pengusutan Tuntas Kasus Pencabulan Kyai Jember

Iklan Semua Halaman

PWNU Jawa Timur Dorong Pengusutan Tuntas Kasus Pencabulan Kyai Jember

07/01/2023


 Surabaya (jurnalbesuki.com) - Kasus dugaan pencabulan terhadap santri oleh kiai di Jember mendapatkan sorotan dari wakil Ketua PWNU Jawa Timut, KH Abdussala Shohib. Menurutnya, kasus pencabulan oleh Mohammad Fahim Mawardi harus segera diusut tuntas oleh pihak Kepolisian.


"Tentu saya sangat prihatin dan saya mendukung penuh langkah tegas Polisi untuk mengusut tuntas kasus ini," ujar Gus Ssalam kepada sejumlah wartawan, Jumat (06/01/2023).


Gus Salam mengimbau para santri di seluruh Jawa Timur untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan. "Kesadaran dan kewaspadaan kepada para santri-santriwati harus terus ditingkatkan," tambahnya.


Sementara itu, Bendahara Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PWNU Jatim Jawa Timur KH Nurkholis menyayangkan masih ada temuan kasus kekerasan atau pencabulan yang dilakukan pengasuh terhadap para santri-santriwati.


"Yang pertama saya menyatakan sedih, di mana perkembangan pesantren saat ini sudah banyak, namun juga banyak kejadian tidak diinginkan. Dalam satu sisi senang pesantren banyak, tapi banyak pesantren yang belum siap moral, terutama pengasuh pesantrennya," katanya.


Ulama yang akrab disapa Gus Nurkholis ini menyebut RMI tak henti-hentinya terus menyosialisasikan ke pengasuh ponpes terkait pemahaman bahwa pesantren merupakan tempat para santri-santriwati mencari ilmu. Pesantrean harus menciptakan suasana yang bahagia.


"Kami dari RMI memberi pemahaman bahwa santri mencari ilmu untuk mengejar masa depan. Ketika ada kasus seperti di Jombang, Malang, dan Jember, saya kira itu oknum, bukan representasi dari pesantren itu sendiri," sebutnya.


"Itu oknum yang belum siap jadi pengasuh pesantren sehingga tidak mampu mengaplikasikan bahwa santri harus mendapat masa depan yang bagus. Kalau gini masa depan santri hancur dan jadi preseden buruk bagi seluruh ponpes seakan-akan semua ponpes memiliki karakter sama, padahal tidak begitu," lanjutnya.


Gus Nurkholis berharap agar kasus kekerasan di ponpes yang terjadi dalam sebulan terakhir bisa menjadi pelajaran bagi seluruh ponpes di Jatim agar semakin mawas dan tidak main-main dalam memberikan edukasi kepada para santri-santriwati.


"Kami mendukung penuh aparat berwenang untuk menindak segala bentuk kekerasan di ponpes. Ponpes adalah tempat yang nyaman untuk santri-santriwati mencari ilmu pengetahuan untuk masa depan," tandasnya.


Sebelumnya diketahui Istri seorang kiai di Jember mendatangi Polres Jember untuk mengadukan ulah suaminya yang diduga telah berselingkuh dan mencabuli sejumlah santri. Dugaan itu muncul berdasarkan rekaman CCTV.


"Jadi Bu Nyai (istri Kiai) ini melakukan konsultasi ke Polres Jember. Tanya ke bagian PPA Polres Jember. Beliau ini melakukan pengaduan, jika pak kiai ini, disebut sering kalau malam memasukkan santrinya ke dalam ruangan khusus berbentuk kamar atau ruang pribadi Pak Kiai. Masuknya dari malam, keluarnya sekitar jam 1-3 dini hari," kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Jember Iptu Dyah Vitasari saat dikonfirmasi di Mapolres Jember, Kamis (5/1/2023).


Kiai yang dimaksud yakni Muhammad Fahim Mawardi. Kiai Fahim menyebut jika laporan itu adalah fitnah. "Jadi semua yang dituduhkan ke saya itu tidak benar dan hanya fitnah," ujarnya ditemui di Ponpes Al Djaliel 2, Desa Mangaran, Kecamatan Ajung, Jember.(detik/hans)