Kepercayaan Masyarakat Inggris: Jika Berlian Copot Dari Mahkota, Akan Terjadi Bencana

Iklan Semua Halaman

Kepercayaan Masyarakat Inggris: Jika Berlian Copot Dari Mahkota, Akan Terjadi Bencana

10/09/2022

Ratu Inggris Elizabet II (foto. istimewa)


jurnalbesuki.com - Ratu Inggris, Elizabeth II sudah meninggal dalam usia 96 tahun. Kepergian penguasa tertinggi itu akan mengakibatkan mahkota yang selama ini digunakan sang Ratu akan berpindah pengguna. 


Kepercayaan yang diyakini dikalangan masyarakat, proses perpindahan mahkota kepada penerus kerajaan itu merupakan moment penting dan sangat menentukan nasib kedepan. Pasalnya, jika berlian yang ada di Mahkota itu ada yang lepas saat prosesi perpindahan terjadi, maka akan ada terjadi bencana setelah itu.


Menurut Tradisi kerajaan Inggris, seorang raja akan dinobatkan secara resi dalam sebuah acara resmi kerajaan yang digelar di Gereja Wesminster Abbey. Upacara itu digelar dihadapan keluarga kerajaan dan bangsawan Inggris.


Biasanya gelar upacara itu berlangsung selama enam jam penuh. Moment yang paling adalah ketika sang calon raja berlutut untuk menerima pemasangan mahkota dari uskup Agung Canterbury dikepalanya.


Kehati-hatian dalam proses pemasangan itu harus dilakukan dengan penuh. Pasalnya, sangat diyakini jika ada berlian yang copot maka akan menjadi pertanda buruk yaitu menandakan akan terjadi malapetaka.


Hal ini pernah terjadi pada tahun 1760, saat George III dinobatkan sebagai raja Inggris. Saat itu, sebuah berlian yang terbesar lepas dan jatuh dari mahkotanya.


Pada masa pemerintahan Raja George III, Kerajaan Inggris kehilangan 13 koloninya di Amerika. Ketigabelas koloni ini menyebut dirinya sebagai Amerika Serikat yang memerdekakan diri dan lepas dari kerajaan Inggris pada 4 Juli 1776.


Pernyataan kemerdekaan itu disusun oleh Thomas Jefferson. Salah satu isi pernyataan itu berbunyi:


"Bahwasanya manusia itu dilahirkan sama dan Tuhan menganugerahkan hak yang sama kepadanya. Manusia itu berhak hidup, berhak merdeka dan berhak mencari kebahagiaan,"


Pernyataan kemerdekaan Amerika Serikat itu kemudian disalin ke dalam segala bahasa dan disebarkan di seluruh negara di Eropa. Setelah Raja George III membacanya, dia bersumpah tidak akan mau mengakui kemerdekaan koloni-koloninya di Amerika.


Perang kemerdekaan Amerika pun terjadi, dalam perang ini, Amerika dibantu oleh Perancis. Perang berakhir setelah Jenderal Cornwallis beserta pasukan Inggris menyerah pada 9 Oktober 1781.


Pada 19 April 1783, akhirnya di depan parlemen Inggris, Raja George III mengumumkan pengakuan kemerdekaan Amerika.


"Mudah-mudahan persamaan agama dan bahasa serta rasa cinta akan mengeratkan hubungan antara Inggris dan Amerika," ucap George III kala itu.(detik/hans)