Lagu DJoko Tinggir Ngombe Dawet Diprotes Protes Banyak Tokoh

Iklan Semua Halaman

Lagu DJoko Tinggir Ngombe Dawet Diprotes Protes Banyak Tokoh

11/08/2022


 Lamongan (jurnalbesuki.com) - Lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' yang saat ini sedang ngetren dipersoalkan di Lamongan. Salah satu Seniman Lamongan, Narto Widodo, mengimbau agar tidak menyanyikan lirik Joko Tingkir dalam lagu tersebut. Hal ini dilakukan sesuai dengan saran dan masukan para kiai yang keberatan nama Joko Tingkir diparodikan.


Narto mengaku banyak saran dan masukan yang masuk kepadanya terkait viralnya lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet ini, terutama dari para kiai yang keberatan nama Joko Tingkir diparodikan seperti dalam lagu tersebut. Sebagai bentuk takzim kepada para kiai, Cak Narto pun mengimbau penyanyi untuk tidak menyanyikan lirik lagu tersebut.


"Memperhatikan saran dan masukan dari banyak kiai yang keberatan nama Joko Tingkir diparodikan, maka saya mengimbau pada seluruh artis dan seniman Lamongan untuk tidak menyanyikan lirik lagu tersebut sebagai bentuk takzim dan penghormatan kita kepada kiai dan juga sosok Joko Tingkir," ujar Cak Narto, Rabu (10/8/2022).


Pembina Insan Dangdut dan Entertainment Lamongan (Ideal) ini mengatakan jika seseorang masih ingin menyanyikan lagu tersebut, ia meminta agar lirik lagu tersebut diubah dengan menghilangkan kata Joko Tingkir-nya. Jadi aransemen lagu tersebut tidak berubah hanya liriknya saja yang diubah.


"Untuk aransemennya ini yang tetap kita pakai, tapi kata Joko Tingkir inilah yang kita ubah liriknya, karena yang membuat tersinggung para kiai ya karena liriknya ini," ujarnya.


Cak Narto berpendapat dengan mengubah lirik lagu tersebut atau tidak menyanyikan lagu itu pun para seniman juga tidak akan kehilangan rezeki. Cak Narto juga meminta maaf apabila karena ketidaktahuannya terkait sejarah Joko Tingkir sehingga membuat gusar para kiai.


"Saya atas nama Seniman Lamongan memohon maaf bila sudah terlanjur menyanyikan lagu Joko Tingkir dan membuat para kiai gusar karena ketidaktahuan kami atau kebodohan kami tentang sosok Joko Tingkir," imbuhnya.


Selain Cak Narto, anggota DPRD Lamongan, Imam Fadli mempersoalkan penggunaan nama Joko Tingkir yang diparodikan tersebut. Menurut Imam, sosok Joko Tingkir adalah ulama dan raja besar yang dihormati sehingga tidak sepatutnya untuk diparodikan. Imam mengungkapkan, nama Joko Tingkir tidak hanya dikenal oleh masyarakat Lamongan, tapi juga dikenal oleh masyarakat sebagai sosok yang menurunkan banyak orang alim di tanah Jawa.


"Almarhum Gus Dur pernah berkisah tentang sosok Joko Tingkir yang tidak hanya raja Pajang dan menantu Sultan Trenggono tapi juga sosok yang banyak menurunkan ulama di tanah Jawa. Sosok Joko Tingkir menjadi salah satu tokoh yang dihormati kebesaran dan kehebatannya dan menjadi teladan bersama," imbuhnya.


Untuk itu, Imam juga meminta agar lirik lagu yang menyebut nama Joko Tingkir dalam lagu tersebut diganti dengan lirik lain yang seirama tanpa mengubah aransemen lagu. Pengubahan lirik itupun, tandas Imam, tidak akan mengubah lagu secara keseluruhan.


"Jadi demi menghormati sosok Joko Tingkir, kami imbau untuk mengubah lirik lagu tersebut dengan yang masih seirama," ajaknya.


Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan Siti Rubikah enggan berkomentar terkait lagu Joko Tingkir itu. Rubikah hanya mengatakan, petilasan Joko Tingkir memang ada di Lamongan, tepatnya di Desa Pringgoboyo, Kecamatan Maduran. Petilasan Joko Tingkir di desa ini, menurut Rubikah, diketahui dari almarhum Gus Dur yang pernah beberapa kali berziarah ke petilasan ini.


"Kisah tentang petilasan Joko Tingkir ini pernah disampaikan oleh almarhum Gus Dur dan hingga sekarang petilasan ini pun masih ramai dikunjungi," pungkasnya.(detik/hans)