jurnalbesuki.com - Keluarga besar Nahdlatul Ulama beberapa waktu ini dihebohkan oleh kritik pedas dari wakil ketua PWNU Jawa Timur kepada sikap PBNU yang dinilai terlalu membela Bendahara Umum, H. Mardani Maming yang saat ini menghadapi kasus hukum.
Kritikan dan sindiran dari KH. Abdussalam Shohib itu semakin ramai ketika surat terbuka yang ditulisnya menjadi viral dan tersebar disejumlah media massa dan grup-grup Whatsapp.
Seperti apa bunyi surat tersebut? Berikut surat terbuka Wakil Ketua PWNU Jatim Gus Salam untuk PBNU:
SURAT TERBUKA
اللهم من ولى من امر أمتى شيأ فشقّ عليهم فاشقق عليه، ومن ولى من امر أمتى شيأ فرفق بهم فارفق به
IRONI
Saya Heran Dengan PBNU ( Ketum & Sekjend ), ketika Bendum Jelas-jelas bermasalah Hukum yang bikin Malu organisasi serta meruntuhkan Marwah Jamiyyah, Sama Sekali tidak ada upaya untuk menertibkanya. Apakah hanya dengan Sekedar menonaktifkan sampai Masalahnya selesai.
Sementara dengan PCNU Jombang (Katib Demisioner / Cak Rizal) Ketum PBNU Merespon (Mencoret Cak Rizal dari IN seperti Video yang Beredar) dengan tuduhan yang Tendensius, Subyektif tanpa bukti dan penuh asumsi serta hanya berdasarkan info sepihak dari anak buahnya (Oknum Wasekjend Berinisial NH) yang tolol dan penuh Interes Pribadi.
Saya belum pernah mendengar Bendum PBNU yang dibela dengan mengatasnamakan PBNU berkontribusi dan Berkhidmah untuk NU secara Jamiyyah (Bukan kepada personal atau Oknum PBNU).
Sementara Cak Rizal yang saya tahu beliau telah berkhidmah puluhan tahun di NU, baik di PCNU Jombang (Minimal yang saya tahu secara lansung sejak tahun 2012) maupun di PWNU sebagai Anggota Korbid pengkaderan bersama saya maupun di pusat sebagai Instruktur Nasional PKPNU (sekarang berganti dengan PD PKPNU ).
Dedikasi, komitmen dan keikhlasannya dalam berkhidmah saya menyaksikan sendiri dan tidak diragukan terkait urusan PCNU Jombang. Saya tahu persis dia melaksankan dan menjalankan perintah dan instruksi Rois Syuriah sekaligus Gurunya (Kyai Nasir), bahkan Kyai Nasir dawuh terkait dinamika di Jombang : "Saya akan bertanggung jawab dengan semua pernyataan saya. Tidak boleh Gus Salman dan Rijal menjadi Sasaran tuduhan dalam pernyataan mandataris."
Melihat dari Fenomena ini, Saya Berkesimpulan bahwa PBNU dalam hal ini Ketum dan Sekjend memang berperilaku arogan, angkuh, sombong dan ceroboh.
Saya khawatir Ini memang gaya kepemimpinan yang menjilat dan mengabdi kepada penguasa dan orang berduit tapi bertindak otoriter dan semaunya kepada Pengurus di level bawahnya.
Semoga Mereka yang di PBNU tidak dibutakan dan ditulikan oleh kekuasaan.
Saya bukan penulis yang baik, tapi saya sungguh resah dengan situasi yang terjadi.
Hormat Saya
Abdus Salam Shohib
(sumber:detik/hans)