Komentar
Probolinggo (jurnalbesuki.com) - Pagi ini, Rabo (04/04/2022) kalangan Jamaah Aboge (Alif Rabo Wage) yang tersebar di 7 Desa, 4 Kecamatan Kabupaten Probolinggo menggelar sholat idul Fitri. Pasalnya dalam hitungan jamaah mereka, tanggal 1 syawal sebagai penentu berakhirnya Ramadhan jatuh pada hari ini.
Perhitungan untuk menentukan tanggal 1 syawal itu didasarkan pada kitab Mujarrobat yang jadi pegangan mereka. Jika pemerintah, NU dan Muhammadiyah serta ormas islam lainnya melaksanakan sholat ied pada senin, 02/05/2022 maka sholat ied yang digelar kelompok Aboge selisih 2 hari.
Tokoh agama jemaah Aboge di Desa/Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Kiai Buri Bariyah mengatakan, rumus yang digunakan dalam menghitung yakni Syawal Siji Loro (Waljiro).
Berdasar perhitungan itu, jemaah Aboge Probolinggo menetapkan Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Rabu (4/5/2022) Kliwon. Artinya, selisih dua hari dengan penetapan pemerintah, yakni pada Senin (2/5/2022). "Sehingga, kami menjalankan puasa selama 30 hari. Rabu, kami merayakan Lebaran," jelas Kiai Buri, Selasa (03/05/2022) kemarin.
Seorang jemaah Aboge, Solihin (35) mengungkapkan, meski berbeda dalam menghitung 1 Syawal, jemaah Aboge tetap hidup rukun dengan organisasi Islam lain dan masyarakat sekitar. "Para pemuda jemaah Aboge mulai membersihkan musala Al-Barokah untuk persiapan Salat Idul Fitri," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan, salah satu jemaah Aboge Probolinggo yang menunaikan salat Idul Fitri hari berada di Dusun Wuluhan, Desa Leces, Kecamatan Leces. Kumandang takbir begitu syahdu terdengar dari musala Al-Barokah.
Perayaan Lebaran jemaah Aboge selisih 2 hari dengan ketetapan pemerintah. Mereka berpedoman pada kitab Mujarobat atau kitab Jawa Kuno, berbeda dengan sistem yang dipakai pemerintah yakni dengan Rukyatul Hilal dan Hisab.(hans)