Surabaya (jurnalbesuki.com) - Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Jawa Timur telah mendetesi sediitnya 114 kasus suspek (bergejala) penyakit Hepatitis Akut yag tidak diketahui penyebabnya (misterius). Angka itu tersebar di 18 Kabupaten/kota se jawa Timur dengan tingkat usia secara umum.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr. Erwin Astha Triyono SpPD menjelaskan bahwa pada jenis penyakit hepatitis akut itu terdapat beberapa gejala klinis yang ditemukan pada pasien yang ditangani. Gejala klinis itu adalah peningkatan enzim hati, sindrom hepatitis akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah).
"Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam. Jika masyarakat menemui gejala tersebut pada anak, segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar segera bisa dilakukan observasi dan tindakan," papar dr Erwin dalam rilis yang diterima detikJatim, Kamis (5/5/2022).
Selain itu, dia juga menghimbau kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Jawa Timur untuk siap dan sigap dalam menangani pasien yang mengalami gejala hepatitis akut tersebut. Lantas segera melaporkan ke Dirjen P2P Kemenkes RI melalui Dinkes Jatim untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.
"Dinkes Jatim juga terus memantau dan melaporkan kasus suspect hepatitis akut di SKDR, dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera (bagian berwarna putih dan keras pada bola mata) berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak," kata dr Erwin.
Untuk mengendalikan penyebaran hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya ini, Dinkes Jatim telah melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota melalui jejaring Dinas Kesehatan, rumah sakit, dan Puskesmas. Serta membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor.(hans)