Para Muda Asuhan Ma'iyah hadir di kampung Ramadhan(foto.jb.com) |
Jember (jurnalbesuki.com) - Kegiatan Kampung Ramadhan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Ghofilin Talangsari Jember itu ternyata menjadi salah satu magnit yang bisa mengumpulkan masyarakat umum. Informasi dari panitia, masyarakat umum yang mengikuti rangkaian acara tersebut mencapai ratusan orang.
Tak hanya masyarakat umum, para tokoh banyak merapat bergantian mengikuti acara yang dimulai setiap sore menjelang buka puasa hingga sholat tarawih berjamaah tersebut. "Iya memang banyak tokoh yang hadir mengikuti acara ini dan umumnya beliau-beliau terus lanjut jagongan hingga malam," ujar KH. Baiquni Purnomo kepada sejumlah awak media, Sabtu (15/042023).
Disebutkan Baiquni, para tokoh dan aktifis yang hadir diantaranya kalangan Pimpinan Organisasi Kepemudaan, kyai-kyai Kultural, simpul-simpul pegiat sholawat, dan para tokoh desa. "Para kyai kultur dan pegiat sholawat itu banyak dari jauh hingga penghujung wilayah jember barat," terangnya.
Bahkan kemarin Kampung Ramadhan juga mendapat kehormatan besar karena dikunjungi oleh para Muda kelompok Ma'iyah pimpinan Budayawan Emha Ainun Najib. Para santri kyai Kanjeng sengaja hadir untuk mengikuti acara kampung Ramadhan dari awal sebalum berbuka puasa hingga usai sholat tarawih. Usai itu mereka langsung mengikuti acara santai yakni diskusi bebas.
Kesempatan itu digunakan pria yang akrab disapa Gus Baiqun itu untuk berdiskusi tentang banyak hal terutama masa depan Jember ke depan. "Bagaimanapun juga mereka sangat peduli dan mengikuti perkembangan Jember. Sehingga dalam diskusi yang dilakukan selalu berlangsung hangat," terang Putra KH Farid Wajdi itu menjelaskan.
Disinggung materi obrolan yang paling diminati, Tokoh sentral Ormas Topi Bangsa itu menyatakan secara terang-terangan bahwa materi yang sering didiskusikan adalah kepemimpinan Jember. Diskusi tentang kepemimpinan telah menjadi topik paling menarik dalam setiap pertemuan dengan para tokoh yang hadir ke Kampung Ramadhan.
"Kita sudah dua kali mengalami masa dimana tokoh agama menjadi bagian dari pemimpin di Jember namun keduanya tidak bisa berperan aktif dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin. Hal itu menjadi perhatian besar kami yang berkumpul hampir setiap hari," kata Baiquni.
Hingga saat ini, materi diskusi sudah mengarah kepada tekhnis melakukan perubahan posisi kepemimpinan di Kabupaten Jember. "Oleh karena itu saya menghimbau kepada seluruh tokoh baik yang agama maupun tokoh masyarakat yang sevisi untuk merapatkan barisan dan bersiap untuk memperjuangkan masa depan Jember yang lebih baik," pungkas Gus Baiqun yang juga Pengasuh Mejelis Dzikir Al Ghofilin itu. (hans)