Penampakan bulan (foto. istimewa)
Sebagaimana dilansir IFL Science, bahan yang ditemukan di Bulan itu bisa menjadi bahan bakar fusi Nuklir dan menjadi sebuah sumber daya yang sering disebut dengan matahari buatan. Contoh dari misi Chang'e-5 China menunjukkan bahwa etersediaan material itu sangat melimpah untuk diekstraksi dari tanah Bulan.
Tiga misi pengorbitan itu baru diumumkan China sehari setelah ditemukan minerala baru dari sampel yang diambil dari misi Chang'e-5 tahun 2020 lalu. MIneral tersebut diberi nama Changesite-(Y) dan merupakan sampel pertama yang diambil sejak 1976.
Penelitian para ilmuwan China menyebutkan bahwa material itu mengandung mineral kolumnar transparan yang membentuk kristal dengan radius hanya 10 mikron. Material itu kemudian disebut isimewa karena ada helium-3, sebuah isotop penting dan berguna dalam reaksi nuklir.
Reaksi fusi saat ini umumnya menggunakan tritium dan deuterium. Namun material ini menciptakan produk ganda yang sulit ditampung, dan kehilangan energi yang terkait dengan reaksi besar, seringkali melebihi energi yang dapat diekstraksi.
Salah satu solusi untuk masalah ini adalah dengan menggunakan helium-3, sebuah isotop yang merupakan satu-satunya unsur stabil yang memiliki lebih banyak proton daripada neutron.
Ketika mencampur helium-3 dan deuterium bersama-sama, reaksinya akan menciptakan helium dan satu proton, yang jauh lebih mudah ditangani daripada alternatifnya.
Sayangnya, helium-3 sangat langka di Bumi. Jika fusi nuklir menjadi sumber energi yang layak, manusia membutuhkan helium-3 dalam jumlah besar. Dengan demikian, Bulan menjadi target yang menarik untuk ekstraksi helium-3 dalam persiapan sumber energi masa depan.
Menurut Bloomberg, China saat ini telah menerima persetujuan untuk tiga wahana baru yang akan mendarat di Bulan, dengan tujuan akhir menciptakan kehadiran manusia di Bulan secara permanen.
Selain China, AS melalui NASA dan SpaceX juga sedang berusaha meluncurkan Artemis-I ke Bulan. Misi ini akan mengirim beberapa satelit CubeSat dan pesawat ruang angkasa Orion ke orbit Bulan. Sayangnya, masalah mesin dan kebocoran membuat misi ini ditunda hingga akhir September atau awal Oktober 2022.(detik/hans)