Miris, Bocah Tahun Tewas di Selokan, Kaki dan Tangan Terikat

Iklan Semua Halaman

Miris, Bocah Tahun Tewas di Selokan, Kaki dan Tangan Terikat

11/07/2022

                                           Foto: detik.com
 Sampang (jurnalbesuki.com) - Seorang anak kecil berusia 6 tahun berinial DF ditemukan dalam keadaan sudah tewas disebuah selokan di Pulau Mandangin, Sampang Madura. Saat ditemukan diselokan, mayat bocah itu dalam keadaan terikat pada kaki dan tangannya. Sebelumnya DF dikabarkan hilang sejak Sabtu (09/07/2022) lalu.


Orang tua DF yang bernama Imroni tentu saja syok mendengar dan mendapati kenyataan anaknya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Imroni mengaku mendengar bahwa anaknya hilang justru dari warga sekitar. Warga menyebut anaknya keluar diajak oleh perempuan berinisial AS (14) yang sudah biasa bermanin kerumah Imroni.


"Saya dapat informasi dari warga kalau anak saya sekitar Pukul 10.20 WIB pada Sabtu 9 Juli 2022 kemarin dibawa AS jalan kaki," kata Imroni, Minggu (10/7/2022)


Imroni mengaku awalnya dia tidak menaruh curiga terhadap AS sehingga dirinya hanya menunggu anaknya pulang. Namun Kecurigaan muncul ketika AS pulang sendirian memakai perhiasan persis seperti milik korban.


"Awalnya mengira anak saya masih main sama temannya yang lain, cuman ketika saya tanya ke AS dia bilangnya ada di jalan, kagetnya lagi saya melihat AS pakai perhiasan yang dipakai anak saya," terang Imroni.


Merasa ada yang ganjil dan hingga pukul 14.00 WIB korban tak kunjung pulang, Imroni pergi untuk mencari anaknya. Orang tua korban sempat kembali menanyakan AS sebagai orang yang pertama mengajak anaknya. Namun AS hanya menjawab tidak tahu dengan alasan anaknya ditinggalkannya di jalan setelah bareng bersamanya.


"Saya langsung mencarinya tapi tidak ketemu. Lalu saya tanya AS hanya mengaku kalau anak saya ada di jalan. Saya cari sampai malam, tidak ketemu," tutur Imroni.


Korban baru di temukan hari minggu (10/7) pagi oleh kakek korban, H Rois. Korban di temukan setelah sang kakek mendapat informasi dari warga yang melihat korban dibawa masuk ke rumah AS.


"Saya diantar ke rumah orang tua pelaku ini, sesampai di rumah itu ternyata tidak ada orangnya dan saya coba untuk mendobrak pintu masuk, dan tak ada orang, saat itu saya kira cucu saya masih ada dan disembunyikan di dalam," kata H Rois.


H. Rois menuturkan dirinya nyaris putus asa setelah diketahui tidak ada jejak keberadaan cucunya. Ia kemudian mencarinya dengan teliti hingga di belakang rumah orang tua AS.


"Saya dapat informasi dari orang yang sama, kalau cucu saya ada di belakang rumah AS yang terdapat saluran air. Langsung saya ke belakang dan langsung buka saluran air. Tidak disangka cucu saya dalam kondisi sudah tidak bernyawa dengan ikatan tali di bagian kaki dan pergelangan tangan," jelas Rois.


Mengetahui kondisi itu, Rois langsung teriak dan pulang untuk memberitahu keluarganya yang ada di rumah. Hingga membuat warga yang mendengar kejadian itu langsung berbondong-bondong kelokasi.


Tokoh masyarakat setempat langsung mengamankan AS yang nyaris menjadi sasaran amuk massa. Tak berselang lama polisi dari Polsek Sampang mendatangi lokasi dan mengamankan dua orang terduga pelaku.


Kapolsek Sampang AKP Tomo membenarkan informasi tersebut, dan segera mendatangi lokasi kejadian yang berjarak 3 mil perjalanan laut tersebut.


"Benar informasi kami terima sekitar pukul 11.00 WIB. Kami meluncur ke lokasi dengan menggunakan sped boat polair," kata Tomo.


Tomo menjelaskan situasinya tidak tidak memungkinkan untuk meminta keterangan terhadap dua orang saksi sebab banyak warga yang terbakar emosi. Sehingga petugas memutuskan untuk membawa dua orang saksi untuk diperiksa di Polres Sampang.


"Untuk lengkapnya nanti langsung ke Kasat Reskrim saja ya," pungkas Tomo.(detik/hans)