Petani Jember Masih Keluhkan Ketersediaan Pupuk Subdisi. HKTI : Stok Yang Ada Masih Jauh Dari Kebutuhan

Iklan Semua Halaman

Petani Jember Masih Keluhkan Ketersediaan Pupuk Subdisi. HKTI : Stok Yang Ada Masih Jauh Dari Kebutuhan

28/05/2022


Jember (jurnalbesuki.com) - Petani Kabupaten Jember kembali mengeluhkan ketersediaan pupul bersubsidi sebagai pemenuhan kebutuhan pertanian yang ditekuninya. Jika tetap dalam keadaan kurang, maka pemenuhan unsur hara tanah yang dibutuhkan dalam perkembangan tanaman akan sangat terganggu dan aka berpengaruh pada hasil panen.


Ketua Perhimpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember,  Jumantoro yang sehari-hari selalu berinteraksi dengan para petani menyatakan bahwa stok pupuk yang berdedar di Jember saat ini masih sangat jauh dari pemenuhan kebutuhan petani. Jika kekurangan itu harus dipenuhi dengan membeli pupuk non subsidi, maka biaya pertanian akan semakin tinggi sehingga hasil panen akan semakin menipis.


"Oleh karena itu kami berharap pemerintah bisa melakukan langkah dan mengupayakan penambahan jatah pupuk bersubsidi untuk petani dikabupaten Jember. Kasihan nasib petani jika harus menggunakan pupuk non subsidi yang harganya sangat mahal," ujar Jumantoro melalui sambungan telepon pada Jumat (27/05/2022) malam.


Jumantoro mengatakan, untuk selisih harga antara pupuk bersubsidi dengan nonsubsidi di Jember. Bahkan mencapai enam kali lipat. “Salah satu contohnya pupuk Urea. Tahun 2021 selisih harga antara subsidi dan nonsubsidi hanya dua kali lipat. Sekarang selisihnya bisa mencapai lima hingga enam kali lipat,” ucapnya.


Dipaparkan Jumantoro bila harga pupuk Urea subsidi sebesar Rp 2.250 per kilogram, sedangkan Urea non-subsidi mencapai Rp 10-12 ribu per kilogram di tingkat kios.


Senada dengan yang disampaikan Jumantoro, Ketua Asosiasi Distributor Kabupaten Jember Hari Purnomo juga mengatakan bahwa untuk kebutuhan pupuk bersubsidi dibutuhkan tambahan.


“Realisasi penebusan pupuk bersubsidi distributor di Jember sendiri sampai dengan 25 Mei 2022 sudah tinggi. Di mana untuk pupuk NPK sudah mencapai 55 persen, atau sudah tertebus 14.724 ton dan penebusan pupuk Urea subsidi mencapai 48 persen atau 28.499 ton. Akan tetapi masih dibutuhkan tambahan,” ujar Hari.(hans)