Menikmati kelezatan Kue Mintuk Banyuwangi. COba dech!

Iklan Semua Halaman

Menikmati kelezatan Kue Mintuk Banyuwangi. COba dech!

26/04/2022


 Banyuwangi (jurnalbesuki.com) - Jika Ramadhan sedang dijalani, biasanya jajanan yang sudah jarang ditemui masyarakat muncul kembali. Salah satu jajanan yang muncul kembali dimoment ramadhan itu adalah kue Mintuk.


Kue Mintuk sebenarnya adalah perpaduan antara kue nogosari dengan bubur. Namun rasa gurihnya disebut-sebut menjadi penyebab penikmatnya cenderung mengulang lagi dan lagi.


Mintuk bentuknya Mirip seperti jajanan bubur, namun kue mentuk memiliki rasa yang lebih gurih. Tak hanya itu, pada bagian tengah kue mentuk terdapat irisan daging yang membuat rasanya semakin nikmat.


Isroiyah (53) warga Lingkungan Singomayan Barat, Kelurahan Singomayan, Banyuwangi ini salah satu pembuatnya. Setiap Ramadan, dirinya rutin untuk membuat jajanan kuno yang sudah jarang ditemukan ini.


"Ini jajanan asli orang using (suku asli Banyuwangi)," jelas Isroiyah, Jumat (22/4/2022).


Seperti kue tradisional using lainnya, kue mentuk relatif mudah untuk dibuat. Bahan pembuatnya berbahan dasar tepung beras. Selanjutnya, tepung beras dikombinasikan dengan santan melalui proses pengolahan tertentu.


Tahapan selanjutnya, daging sapi yang sudah dimasak sampai empuk dengan bumbu tertentu diiris kecil-kecil.


Tepung beras yang sudah diolah menjadi bubur kemudian ditempatkan pada daun pisang. Lalu daging dimasukkan pada bagian tengah.


"Setelah itu dipincuk dan kemudian dikukus selama beberapa menit," jelasnya.


Untuk daging yang digunakan isian biasanya tidak hanya daging sapi. Ada juga orang yang menggunakan isian dari daging ayam, tergantung selera masing-masing orang.


"Kalau saya selalu menggunakan daging sapi, menurut saya rasanya lebih enak," imbuhnya.


Untuk satu pincuk kue mentuk dibandrol Rp 5 ribu saja. Kue ini biasanya menjadi primadona masyarakat yang menyukai rasa gurih.


"Sehari saya hanya membuat puluhan pincuk saja, kalau ada pesanan baru saya buat lebih banyak," tandasnya.(detik/hans)