Jakarta (jurnalbesuki.com) - Obat pengencer daarah biasanya digunakan untuk melakukan pencegahan terhadap penyumbatan darah pada jaringan tubuh manusia. Sesungguhnya obat inipun tidaklah mengencerkan darah seratus persen. Tetapi hanya mencegah agar gumpalan darah yang menyumbat tidak semakin besar.
Karena jenisnya yang spesifik, maka obat jenis ini tidak boleh dikonsumsi oleh sembarang orang. Penggunaan obat ini harus melalui analisa secara detail dan biasanya hanya dilakukan oleh ahli kesehatan.
Melansir dari medlineplus.gov, obat pengencer darah merupakan jenis obat yang berfungsi mencegah penggumpalan darah. Obat ini tidak memecah gumpalan tersebut, tetapi menghentikan gumpalan darah tersebut supaya tidak membesar. Gumpalan darah juga bisa dicegah dengan obat ini sehingga darah bisa mengalir lancar. Hal itulah yang membuat obat ini juga dikenal sebagai obat pelancar darah.
Pembekuan darah seperti ini perlu diobati, khususnya gumpalan yang terjadi di jantung sebab dapat berpotensi menyebabkan serangan jantung, stroke, dan penyumbatan. Sebab, gumpalan darah bisa menghambat aliran darah ke jantung dan menghadang aliran darah ke otak.
Obat pengencer darah memiliki jenis yang beragam. Akan tetapi, jenis yang umum dari obat pengender darah ni adalah antikogolan dan antiplatelet. Pertama, antikoagulan terdiri atas heparin atau warfarin (juga disebut coumadin). Obat pengencer darah ini berfungsi memperlambat proses pembentukan gumpalan darah di tubuh.
Kedua, antiplatelet, seperti aspirin dan clopidogrel berfungsi mencegah sel darah menggumpal sehingga dapat menimbulkan gumpalan darah. Antiplatelet terutama dikonsumsi oleh orang-orang yang pernah mengalami serangan jantung atau stroke.
Melansir webmd.com, konsumsi obat pengencer darah tidak bisa dihindari dari risiko yang mengiringinya. Obat pengencer darah bisa menyebabkan tubuh berdarah lebih banyak ketika terluka baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu, bagi seseorang yang mengonsumsi obat ini disarankan untuk berhati-hati dalam beraktivitas agar tidak menimbulkan cedera.
Tidak sembarang orang bisa mengonsumsi obat ini. Dokter akan merekomendasikan obat ini kepada seseorang yang pernah mengalami serangan jantung atau stroke bisa mengonsumsi obat ini sebab dapat menurunkan risiko mengalami serangan jantung kedua. Seseorang dengan penyakit jantung atau pembulih darah, irama jantung yang tidak teratur, lupus, atau trombosis vena dalam juga bisa mengonsumsi obat ini.(tempo.co/hans)