Cerita Gus Mamak Tentang Fadhilah Sholawat Pohon Uang (Syajaratun Nuqud)

Iklan Semua Halaman

Cerita Gus Mamak Tentang Fadhilah Sholawat Pohon Uang (Syajaratun Nuqud)

03/04/2022

 

Jember (jurnalbesuki.com) - Dalam sebuah pertemuan dengan KH. Madini Farouq dikomplek Pesantren Riyadlus Sholihin Gebang Jember Jawa Timur, saya merasa dapat oleh-oleh luar biasa dari beliau. Saya menyebutnya luar biasa karena Pria yang biasa disapa Gus Mamak itu bercerita tentang Fadhilah Sholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang akan diperoleh oleh pembacanya. Sebagai orang awam dalam ilmu agama, sayapun sangat serius menyimak ceritanya. 


Mungkin karena sedang longgar dan tidak ada kegiatan, pertemuan kami berlangsung cukup lama dikediamannya. sebagaimana biasanya, obrolan kamipun mengalir diseputar sholawat sambil sesekali nyeruput kopi yang biasa disediakan tuan rumah kepada para tamu termasuk saya. Selain kopi, dimeja tamu yang panjang itu juga berjejer makanan ringan. Kondisi yang menjadikan kami semakin gayeng.


Ada satu hal menarik yang diceritakan Gus Mamak kepada saya tentang Sholawat. dari sekian macam sholawat yang diurai, terdapat satu jenis Sholawat yang dijuluki Sholawat Syajaratun Nuqud atau jika dibahasakan secara Indonesia berarti Sholawat Pohon Uang. 

Menurut Gus Mamak, jika seseorang secara istiqomah mengamalkan Sholawat itu maka akan menerima Fadhilah besar dari Allah berupa Kelancaran Rejeki dan dijauhkan dari kefakiran. "Sampean Mau saya beritahu bacaan Sholawatnya?," tanya Gus Mamak kepada saya.


Secara Spontan sayapun menjawab "iya mau lah gus". Sambil tersenyum beliau menatap saya lalu berkata "Wani Piro? kok enak banget sampean langsung bilang mau," ujar Gus Mamak sambil tertawa lepas. 


Gus Mamakpun kemudian bercerita ihwal dirinya mengamalkan Sholawat pelancar rejeki dan penghilang kefakiran itu. Beberapa waktu yang lalu, pengasuh Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin itu mendengar cerita ada seorang Habaib di Daerah Parung Bogor Jawa Barat yang mengasuh pesantren besar. "Beliau adalah habib Saggaf yang dipesantrennya terdapat sedikitnya 15.000 (Lima Belas Ribu) santri yang seluruhnya dibebaskan dari segi biaya makan dan biaya sekolahnya. Semuanya ditanggung oleh Pengelola Pesantren. Seluruh santri yang mondok disitu dibebaskan biayanya," ujar Gus Mamak memulai ceritanya.


Sebagai sosok yang juga mengasuh pesantren, Gus Mamak merasa penasaran dan heran. "Saya merasa pasti ada rahasia dibalik semua itu. maka saya memeutuskan untuk berangkat kelokasi langsung untuk mengetahui rahasia luar biasa dipesantren Nurul Islam Parung itu,"paparnya.


Sesampainya dilokasi Pesantren Nurul Islam Parung itu, Gus Mamak benar-benar takjub karena kabar bahwa ada 15.000 santri yang sama sekali tidak dibebani biaya hidup dan biaya pendidikan itu diakui oleh pengurus pesantren yang ditemuinya. 


"Dari situlah saya mendapatkan keterangan tentang amalan Sholawat Syajaratun Nuqud yang istiqomah dibaca oleh seluruh santri, pengurus dan pengasuh pondok sebanyak 400 kali setiap bakda sholat isyak. Jadi setiap malam di Pondok Nurul Islam itu selalu dibaca," papar salah satu Putra KH. Farouq Muhammad itu.


Lalu kepada saya disodorkan secarik kertas yang sudah tertulis bacaan Sholawat itu. Saat saya baca, ternyata sholawat pendek dan saya sering mendengar bahkan juga sesekali pernah melafalkannya. Sholawat Syajaratun Nuqud itu berbunyi :


اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد


"Allahumma Shalli ‘Ala Sayyidina Muhammad wa ‘Ala Aali Sayyidina Muhammad"


"Itu oleh-oleh saya dari Pondok Parung Bogor mas. Silahkan diamalkan secara istiqomah dan semoga sampean dilancarkan rejekinya dan dijauhkan dari kefakiran. Coba bayangkan sendiri, Pondok Nurul Islam itu dengan santri sebanyak itu tidak pernah merasa kerepotan membiayai hidupnya para santri karena fadhilah sholawat. Apalagi sampean hanya punya anak dua kok sambat soal ekonomi," ujar Keponakan KH. Yusuf Muhammad Jember itu sambil berkelakar.


Informasi lebih jauh yang berhasil saya gali dari Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Jember itu aadalah keterangan langsung dari keluarga Pondok Parung tentang Kaifiyah sholawat pohon uang itu. 


cerita ringkasnya, Dalam sebuah kesempatan pengajian, Habib Saggaf bin Mahdi bin Abu Bakar al-Bughuri pernah mengijazahkan Shalawat Syajaratun Nuqud ini kepada kaum Muslimin yang mau mengamalkan. Beliau bercerita, shalawat itu beliau dapatkan dari gurunya sewaktu belajar di Aljazair. Seperti namanya, shalawat ini membuat seolah-olah ada pohon uang di depan rumah kita. sehingga orang yang mengamalkannya pun akan merasa tidak pernah kekurangan, selalu tercukupi kebutuhannya dan dijauhkan dari kefakiran.


Menurut Habib Saggaf, shalawat ini tidak harus dibaca tepat setelah Shalat Isya. Tapi bisa juga dijadikan dzikiran sambil menemani anak belajar, sambil nonton tv dengan keluarga maupun kegiatan lainnya.


Melalui berkah shalawat ini, kata Habib Saggaf, insyaallah segala pikulan kehidupan menjadi ringan, murah rejeki dan senantiasa dipermudah dalam segala urusannya. Semoga senantiasa kita semua berada dalam lindungan Allah SWT.


Sebelum saya beranjak pulang, gus Mamak sekali berpesan agar mengedepankan sikap sabar dalam menghadapi masalah hidup. "Semoga sampean dikabulkan hajatnya oleh Allah melalui amalan sholawat kepada Nabi Muhammad,"pungkasnya. 


Sayapun pamit dan melenggang pulang dengan perasaan dan langkah kaki yang terasa ringan. "Semoga ini adalah jawaban,'gumanku lirih. 

Wallahua'lam bishshawab. (Ahmad Hasan Halim)