Bupati Situbondo terpilih Yusuf Rio Wahyu Prayogo. |
Situbondo (jurnalbesuki.com) - Bupati Situbondo terpilih Yusuf Rio Wahyu Proyogo, merencanakan untuk merevitalisasi atau membangun ulang Pendopo Kawedanan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Pasalnya, dalam sejarahnya pendopo Kawedanan Besuki, pernah menjadi pusat administrasi dan bisnis pada era Hindia Belanda bagian timur.
Bahkan, hingga kini, kondisi pendopo masih belum banyak perubahan, namun perlu membangun ulang. Mengingat kondisi bangunannya diketahui sudah banyak yang rusak.
"Saya akan aktivasi Pendopo Kawedanan Besuki, mengingat selama ini tidak terurus, setelah dilantik saya akan tinggal dua tempat, di Pendopo Situbondo dan Pendopo Kawedanan Besuki,"ujar Yusuf Rio Wahyu Prayogo, Sabtu (21/12/2024).
Pria yang akrab dipanggil Rio menegaskan,
jika endopo Kawedanan Besuki tidak kalah megah dengan Pendopo Situbondo. Selain itu, nilai sejarah yang besar menjadi salah satu faktor dirinya untuk melakukan revitalisasi.
"Kalau sudah selesai diaktivasi, kami memberi nama Pendopo Ke Pate Alos, tokoh pertama yang membabat tanah Karasidenan Besuki,"bebernya.
Lebih jauh Rio menegaskan, selain akan ngantor di Besuki, pihaknya juga membuka museum sebagai wisata sejarah. Agar generasi penerus paham dan mengetahui bahwa Besuki sempat menjadi pusat pemerintahan yang mencakup wilayah Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso.
"Karena saya juga akan ngantor di Besuki, saya akan membangun museum sebagai wisata sejarah di Besuki, salah satunya memuat situs - situs tempat tinggal Raja Patealos,"pungkasnya.
Sementara itu,Irwan Kurniadi, salah satu pemerhati sejarah Situbondo, menyambut positif rencana Bupati Situbondo terpilih. Keinginan tersebut harus disambut secara terbuka karena Besuki memiliki era kejayaan yang besar pada zaman Hindia Belanda.
"Kami mendukung rencana Bupati Situbondo terpilih, karena akan menghidupkan kembali memory kolektif, bagaimana Besuki tidak hanya menjadi kabupaten namun karasidenan yang membawahi Banyuwangi, Jember dan Bondowoso," katanya.
Menurutnya rencana tersebut menjadi spirit atau semangat untuk mengulang kejayaan masa lalu. Sehingga perlu didukung secara bersama-sama sebagai langkah kemajuan.
"Kami sangat respect, itu sesuatu yang kami dukung, dengan catatan revitalisasi itu harus sesuai dengan kaidah landscape cagar budaya, saya rasa akan maksimal jika bupati terpilih koordinasi dengan tim cagar budaya, tim pemugaran, tim zonasi cagar budaya,"katanya.
Irwan mengatakan, dalam kepemimpinan Bupati Situbondo Karna Suswandi, ada pembangunan yang tidak tepat. Sehingga tidak sesuai dengan landscape cagar budaya Karasidenan Besuki, yang tercatat di catatan dekrit landscape budaya.
"Seperti do depan Alun-Alun Besuki, di situ ada gapura sebelah selatan, sehingga pembangunan gapura baru, menghalangi landscape budaya yang mana itu tidak sesuai dengan kaidah kebudayaan, bagi kami itu hal yang sangat disayangkan," katanya.
Sekadar diketahui, Karasidenan Besuki ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 15 Agustus 1818. Usianya sekarang telah mencapai 206 tahun. Dengan Adipati Besuki pertama yakni Raden Aryo Prawiro Hadiningrat.(ary)