Mengintip Kegiatan Kampung Ramadhan PP Al-ghofilin Jember

Iklan Semua Halaman

Mengintip Kegiatan Kampung Ramadhan PP Al-ghofilin Jember

04/04/2023

 

Suasana Kampung Ramadhan PP Al-ghofilin Jember(foto.JB-com)

Jember (jurnalbesuki.com) - Banyak kegiatan keagamaan yang dilaksanakan diberbagai tempat ketika momen bulan ramadhan dilaksanakan oleh umat Islam. Selama satu bulan penuh, biasanya beragam aktifitas mulai dari tadarus al-qur'an hingga ke bakti sosial selalu menghiasi bulan yang disebut penuh rahmat itu.


Salah satu kegiatan yang menarik adalah pelaksanaan Kampung Ramadhan yang diselenggarakan oleh keluarga besar Pondok Pesantren (PP) Al-Ghofilin Talangsari Jember. Kegiatan keagamaan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum itu rutin dilaksanakan sejak sore menjelang Maghrib hingga Sholat Tarawih bersama.


Kegiatan yang diisi dengan berbagai kegiatan itu banyak menarik minat masyarakat umum untuk bergabung dan melaksanakan berbuka puasa dilokasi tersebut. "Materi yang disajikan kepada jamaah beragam mulai dari ilmu yag berkaitan dengan fikih hingga pengetahuan umum agar mereka yang mengikuti acara ini tidak merasa bosan dan tetap semangat,"ujar Pengasuh PP Al-ghofilin KH Baiquni Purnomo Faried, Selasa (04/04/2023).

Panitia Pelaksana Kegiatan Kampung Ramadhan(foto.JB-com)

Saat ini kegiatan Kampung Ramadhan selalu terlaksana dengan baik bahkan meriah baik secara kuantitas jamaah maupun sajian materi yang disampaikan. Terbukti dalam setiap harinya, rata-rata peserta kegiatan ngaji dari unsur masyarakat tidak pernah kurang dari 300 orang yang berasal dari berbagai daerah, golongan dan latar belakang.


Kampung Ramadhan menjadi semakin hidup karena dalam pelaksanaannya banyak melibatkan berbagai komponen masyarakat dan organisasi. "Beberapa yang sudah biasa berkolaborasi dengan kami antara lain adalah kalangan pemerhati masyarakat atau LSM, PMII dan komponen organisasi lainnya," terang Baiquni.


Baiquni menceritakan bahwa pelaksaan kegiatan Kampung Ramadhan itu sesungguhnya bukan kegiatan baru. Dia mengaku baru berjalan pada tahun ke tujuh Kampung Ramadhan dalam pengelolaan dirinya dengan saudara-saudaranya yang lain. Jauh sebelum itu, setiap Ramadhan berjalan, kegiatan di Pesantrennya sudah berjalan dengan baik.


Cikal bakal Kampung Ramadhan itu sudah berjalan sejak masa alhmarhum Abanya, KH Farid Wajdi Ahmad Shiddiq. Namun kegiatan ramadhan ketika tidak terkonsep rapi dan berjalan alamiah. "Ketika jaman abah, masyarakat berkumpul dan ngaji kepada abah hingga adzan maghrib tiba lalu berbuka bersama-sama," tutur Baiquni menjelaskan.


Ketika KH Farid Wajdi wafat, lanjut Baiquni, Ibunya memanggil dirinya dan mengajak bicara hal serius salah satunya bagaimana melanjutkan kegiatan almarhum yaitu aktifitas dibulan Ramadhan. "Sejak saat itu, kami bersaudara kemudian berkomitmen melanjutkan kegiatan tersebut dengan desain yang lebih baik sehingga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat baik keilmuan, kekayaan bathin dan peningkatan nilai ketakwaan kepada Allah," terang Cucu KH Ahmad Shiddiq Jember itu.


Proses melayani tamu berjumlah 300 orang diakui Baiquni memang tidak mudah. Namun Baiquni mengaku merasa ringan melaksanakan karena saudara-saudaranya seperti Gus Birbik Munajil Hayat, Gus Mambak dan Gus Jaddin secara sinergis ikut bergerak menyukseskan kegiatan. "Saya senang karena saudara-saudara kami kompak dalam melayani tamu yang harus kami berikan penghormatan dengan baik," tandas Baiquni.


Informasi yang berhasil dihimpun dari panitia lain menyebutkan Kegiatan Kampung Ramadhan akan dilaksanakan ful hingga momen puasa ramadhan usai dilaksanakan. "Biasanya kegiatan kami tutup dengan melaksanakan Takbir keliling yang dimulai dari pesantren Al-Ghofilin lalu bergerak di sekitaran kota Jember. Pesertanya lumayan banyak sampai ribuan," tutur salah satu panitia menjelaskan.


Pantauan dilokasi kegiatan ketika sore menjelang berbuka puasa, Ratusan orang sedang duduk bershaf-shaf saling berhadapan khsusuk mengikuti materi pengajian yang disampaikan oleh Pemateri. Para Jamaah yang menurut informasi panitia berasal dari berbagai daerah itu secara sabar momen berbuka puasa bersama. (Ahmad Hasan Halim)