Kaget Gaes, Ini Harga Pertalite Jika Tidak Disubsidi Pemerintah

Iklan Semua Halaman

Kaget Gaes, Ini Harga Pertalite Jika Tidak Disubsidi Pemerintah

13/07/2022


 Jakarta (jurnalbesuki.com) - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Jenis Pertalite sesungguhnya jauh diatas harga yang biasa dibeli di SPBU saat ini. Namun konsumen saat ini masih bisa menikmati harga Pertalite dibawah Rp. 10.000,00 karena masih mendapatkan subsidi dari pemerintah.


Tetapi peningkatan harga minyak mentah dunia, berimbas pada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Alhasil, harga BBM mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal itu juga terjadi di Indonesia. Kalau kamu perhatikan di sejumlah SPBU, harga BBM nonsubsidi naik cukup tajam.


Shell misalnya saat ini menjual BBM RON 92 atau dikenal dengan Pertalite dengan harga Rp 18.990 per liter dari sebelumnya Rp 18.500 per liter. Kemudian untuk BBM RON 95 Shell V-Power banderolnya tembus Rp 20.500 per liter dari Rp 19.990 per liter.


Beberapa jenis BBM di Pertamina pun meningkat harganya. Pertamax Turbo misalnya, semula dijual Rp 14.500 kini Rp 16.200 per liter. Dexlite juga harganya naik dari Rp 12.950 menjadi Rp 15.000 per liter. Tak kketinggalan harga Pertamina Dex juga merangkak dari Rp 13.700 menjadi Rp 16.500 per liter.


Meski begitu, Pertamina masih mempertahankan harga Pertalite, Solar, dan Pertamax. Pertalite dijual Rp 7.650 per liter sedangkan Pertamax Rp 12.500 per liter.


Sejatinya harga BBM RON 90 setara Pertalite tanpa subsidi di pasaran adalah Rp 17.200. Dengan begitu, pemerintah memberikan subsidi Rp 9.550 per liter.


Lalu untuk Pertamax, kalau mengikuti harga keekonomian di pasar harusnya dijual Rp 17.950 per liter.


Subsidi untuk solar lebih besar lagi. Solar saat ini dijual dengan harga Rp 5.150 per liter, padahal harga keekonomiannya Rp 18.150 per liter.


"Kita masih menahan dengan harga 12.500, karena kita juga pahami kalau Pertamax kita naikkan setinggi ini, maka shifting ke Pertalite akan terjadi dan tentu akan menambah beban negara," ungkap Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam keterangan resminya.


Untuk itu diperlukan pengaturan agar BBM subsidi seperti Pertalite dan Biosolar tidak melebihi kuota yang ditetapkan. Pemerintah tengah menyusun kriteria kendaraan yang bisa mengkonsumsi Pertalite.


Terlebih berdasarkan data Kementerian Keuangan, 40 persen penduduk miskin dan rentan miskin hanya mengkonsumsi 20 persen BBM, tetapi 60 persen teratas mengkonsumsi 80 persen BBM Subsidi.


Meski keputusan belum final, kabarnya mobil dengan kapasitas di bawah 1.500 cc masih bisa menenggak Pertalite. Sementara untuk motor kriterianya di bawah 250 cc.(detik/hans)