Situbondo (jurnalbesuki.com) - Mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK). Kondisi tersebut mulai meresahkan para peternak di sejumlah desa pada 17 kecamatan di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Bahkan, untuk mengantisipasi hewan ternaknya terserang PMK, para peternak di Dusun Cangkring, Desa Curahtatal, Kecamatan Arjasa, Situbondo, memberi warna merah sapinya, dengan menggunakan pewarna kue.
Konon, jika sapi sudah diberikan tanda merah itu, akan dijauhkan dari segala bentuk penyakit, termasuk sebagai penangkal PMK yang sudah meresahkan para peternak di Kabupaten Situbondo.
Andi Dwi Setiawan (42) salah seorang pemilik sapi asal Dusun Cangkring, Desa Curahtatal mengatakan, diakui tindakan memberi tanda merah terhadap sapi itu, sebagai bentuk ikhtiar dalam menangkal PMK. meskipun tidak masuk akal, namun dirinya mencoba untuk mengkuti saran dari beberapa tetangga, agar sapi yang dipelihara tidak terserang PMK.
“Saya tidak ingin sapi peliharaan terserang penyakit, jadi saya ikuti saran dari tetangga. Selain itu, memberi tanda merah tidak membutuhkan modal dan tenaga yang banyak,” ujar Andi Setiawan, (27/6/2022).
Pria yang akrab dipanggil Andi menambahkan, pemberian warna merah itu memang tidak jelas asal-usulnya. Namun, mulai sejak kecil dirinya sudah pernah melihat sapi di desanya di berikan tanda merah. Hanya saja dia baru mengatahui sekarang, kalau pemberian tanda merah itu sebagai cara menangkal penyakit. Dan saat ini warga kembali menerapkan tradisi tersebut, setelah mendengar adanya PMK.
“Bukan hanya sapi saya yang diberi tanda merah, namun sapi warga di dusun cangkring juga diberi tanda merah. Konon tanda merah itu sebagai penangkal segala penyakit,”bebernya.
Andi menegaskan, dampak mewabahkan PMK di Situbondo, para pemilik di dusun cangkring banyak yang takut untuk mengawinkan sapi peliharaanya kepada sapi milik tetangganya. Sehingga warga banyak memilih suntik hewan dari pada mengawinkan hewan. Akibatnya pemilik sapi jantan tak lagi memiliki penghasilan.
“disini kalau mengawinkan sapi harus bayar, kadang ada yang memberi seekorv ayam. Saya sendiri juga terdampak PMK sekarng, soalnya orang banyak yang takut untuk mengawinkan sapinya ke sini. Tapi alhamdulillah, sapi milik saya dan keluarga saya aman dari penyakit PMK,”harapnya.
Lebih jauh Andi mengatakan, karena mewabahnya PMK sudah meresahkan peternak, pihaknya berharap kepada dinas terkait di Pemkab Situbondo untuk melakukan sosialisasi tentang PMK.Sebab, hingga kini, belum ada sosialisasi atau penyemprotan yang datang ke kandang warga.
"Saya mendapat informask banyak kandang sapi yang di semprot oleh pemerintah, tapi disini belum ada. Saya berharap disini juga ada penyemprotan, sebagai upaya antisipasi sapi warga terjangkit PMK,"pungkasnya.(fatur)