Diarak Keliling Desa, Barong Ider Banyuwangi Disambut Antusias Masyarakat

Iklan Semua Halaman

Diarak Keliling Desa, Barong Ider Banyuwangi Disambut Antusias Masyarakat

04/05/2022


 Banyuwangi (jurnalbesuki.com) - Barong Ider yang merupakan salah satu bentuk tradisi budaya masyarakat Banyuwangi disambut antusias warga kemaren (selasa, 03/04/2022) saat digelar dan diarak keliling desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Masyarakat desa keluar memberikan apresiasi bahkan mengawal arak-arakan itu berkeliling Desa.


Informasi dari masyarakat menyebutkan pagelaran Barong ider itu baru dilaksakan secara lebih maksimal pada tahun ini setelah selama 2 tahun karena musim pandemi Covid19 hanya dilaksanakan dengan sederhana. 


Sebagai sebuah tradisi, Barong ider dikenal masyarakat ujung timur pulau jawa itu sebagai salah satu cara untuk membersihkan desa dari berbagai mara bahaya atau semacam gelar acara untuk tolak balak. 


Dalam ritual Barong Ider Bumi, barong diarak keliling desa. Arak-arakannya diiringi nyanyian macapat (tembang Jawa) yang berisi doa dan pemujaan terhadap Tuhan.


Ider berarti berkeliling kemana-mana. Sementara bumi artinya jagat atau tempat berpijak. Dari arti kedua kata tersebut dapat dimengerti bahwa Ider Bumi dimaksudkan sebagai kegiatan mengelilingi tempat berpijak atau bumi.


"Jadi, sesuai dengan namanya, inti dari ritual Barong Ider Bumi adalah mengarak barong memutari desa," ujar Suhaimi, Ketua adat Kemiren.


Atraksi Barong Ider Bumi memiliki nuansa yang sangat tradisional. Sebelum Barong diarak keliling desa, para sesepuh memainkan angklung di balai desa. Setelah itu, orang-orang mulai berbaris mengarak barong. 


Tokoh adat dan Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Sjamsul Hadi ambil bagian dalam kegiatan ini. Mereka diberi amanat melakukan Sembur Utik-utik. Menebar uang logam, beras kuning, dan bunga. Ini adalah simbol tolak bala.

Dikatakan, orang dahulu percaya, kalau arak-arakan barong tidak digelar, Desa Kemiren sering ditimpa musibah. Termasuk penyakit mematikan.


"Misalnya ada seseorang yang terserang penyakit pagi hari, sorenya dia meninggal dunia. Kalau terserang penyakit sore hari, pagi keesokan harinya yang bersangkutan meninggal dunia. Ini dinamakan pagebluk," bebernya.


"Sesuai dengan tujuan Barong Ider Bumi, kegiatan ini dilaksanakan untuk tolak balak. Makanya ada sembur utik-utik yang merupakan implementasi mengusir setan dan penyakit di Desa kami," pungkas Suhaimi.


Pantauan wartawan, ratusan hingga ribuan orang menyaksikan langsung tradisi yang digeber setiap dua syawal atau hari kedua Idul Fitri tersebut. Bahkan bukan hanya warga Kemiren dan sekitarnya, tidak sedikit pula warga asal luar Kecamatan Glagah maupun wisatawan asal luar daerah yang sengaja datang untuk menyaksikan dari dekat acara tersebut.(aly)