Awas, Bahaya Virus Chikungunya Hantui Indonesia. Waspadai Gejala Sakitnya

Iklan Semua Halaman

Awas, Bahaya Virus Chikungunya Hantui Indonesia. Waspadai Gejala Sakitnya

13/08/2025

jurnalbesuki.com - Virus Chikungunya kembali menjaddi ancaman serius bagi masyakat Indonesia. Pasalnya, penyakit yang disebabkan gigitan serangga itu kini tengah menunjukkan trend meningkat ditahun 2025.


Kenaikan volme suspek penyakit Chikungunya pada periode minggu pertama sampai minggu kesembilan ditahun 2025 menampakkan kenaikan yang sangat signifikan dibanding tahun sebelumnya.

Foto: Nyamuk penyebab chikungunya.(foto.detik)

"Pada tahun 2025, Suspek Chikungunya mengalami kenaikan drastis pada minggu yang sama ditahun 2023 dan tahun 2024," ungkap Kemenkes RI dalam analisis laporan grafik sebagaimana rilis pada Selasa, 12 Agustus 2025.


Kondisi ini disebut kemenkes sebagai sesuatu yang sejalan dengan musim penghujan yang terjadi. "Dengan demikian, sangat perlu diwaspadai keberadaannya pada minggu-minggu yang akan datang," lanjut laporan Kemenkes tersebut.


Sebagaimana keterangan dari Kantor Kementerian Kesehatan RI, Chikungunya merupakan penyakit kawasan tropis yang menyebar dengan penularan melalui nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopitus yang menggigit seseorang.


Jika virus akibat gigitan nyamuk itu masuk kedalam tubuh adalah jenis chikungunya, maka seseorang yang terinfeksi akan mengalami gejala sebagai berikut:

- Demam

- Badan terasa lemas

- Nyeri pada sendi dan tulang  yang lama hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.


Gejala ini biasanya muncul segera setelah terinfeksi, namun sering juga infeksi virus ini tanpa gejala.


Perjalanan chikungunya, digambarkan memiliki fase akut yang diikuti oleh fase pasca-akut (antara 1-3 bulan) dan fase kronis (Setelah 3 bulan).


Gejala tersebut dapat berlangsung lama setelah terinfeksi dan dapat menyebabkan kerugian yang signifikan dalam hal kualitas hidup dan produktivitas ekonomi yang berhubungan dengan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mencegah gigitan nyamuk dengan lingkungan tetap bersih untuk mengurangi tempat nyamuk berkembang biak.


Saat ini, belum tersedia pengobatan antivirus khusus Chikungunya. Jika seseorang terkena Chikungunya, penanganan yang dapat dilakukan adalah untuk menghilangkan gejala, dengan beristirahat, mengganti cairan yang hilang, dan pemberian obat-obatan untuk meredakan nyeri sendi.(dtk/hans)