jurnalbesuki.com - Penyakit Hepatiti ternyata masih menjadi problem kesehatan serius di Indonesia. Apalagi jika terjadi pengidap yang terjangkit penyakit mematikan tersebut tanpa mengalami gejala dan tidak terdeteksi sebelumnya. Pengidap penyakit Hipatitis bisa saja merasakan problem pada hatinya, lalu tiba-tiba ambruk dan ternyata sudah terjangkit penyakit hepatitis stadium akut.
Sebagaimana dirilis kompas, dr. And Khomeini Takdir Harumi, SpPK(K) yang biasa dipanggil dokter Koko menjelaskan memang banyak temua orang yang mengalami gangguan hati tanpa terdeteksi sejak awal.
“Banyaknya kasus hepatitis itu yang tidak terdeteksi, satu. Kemudian, tidak terperiksa juga karena untuk hepatitis B dan C itu ada yang tidak bergejala, majority malah tidak bergejala,” katanya.
Ia menambahkan bahwa keterbatasan akses layanan kesehatan memperburuk situasi. “Untuk memeriksa hepatitis B dan C yang kronis, belum semua faskes kita di Indonesia yang memiliki kemampuan itu. Kalau untuk mendiagnosisnya aja belum, maka bisa ditebak untuk mengobatinya juga pasti tidak tersedia,” ujar Dokter Koko.
Dijelaskan, hepatitis memiliki beberapa jenis dengan karakteristik yang berbeda. Hepatitis A, misalnya, memiliki gejala yang lebih jelas dan berlangsung dalam waktu singkat.
“Hepatitis A itu yang paling sering bikin matanya kuning. Apa tandanya? Kelihatan matanya kuning, kemudian demam, lemas, dan berlangsung cepat juga singkat, hanya dalam beberapa minggu, sekitar dua sampai tiga minggu,” jelasnya.
Sementara itu, hepatitis B dan C justru lebih berbahaya karena sering kali tidak bergejala di awal dan dapat berkembang menjadi penyakit kronis.
“Hepatitis B dan C itu justru yang sebagian besarnya tidak bergejala tapi nanti bisa berlanjut menjadi hepatitis kronik. Nah, hepatitis kronik inilah yang menjadi problem dan bisa mengarah berlanjut ke hepatitis sirosis dan atau kanker hati,” ungkapnya.
Gejala yang sering diabaikan
Gejala hepatitis B dan C kerap kali tidak spesifik. Meski demikian, beberapa tanda awal dapat muncul, seperti: Demam ringan (subfebril) Mual Gangguan ringan pada pencernaan Gejala-gejala ini sering diabaikan, padahal bisa menjadi indikator awal infeksi hepatitis kronik.
“Banyak yang tidak sadar karena tidak merasa sakit serius. Padahal, pada tahap awal, deteksi itu penting untuk mencegah komplikasi,” ujar Andi.
Jaga kesehatan liver sejak dini Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang sudah tersedia di berbagai daerah menjadi kunci deteksi dini.
“Di sana para dokter dan tenaga kesehatan minimal bisa melakukan skrining dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan jika ditemukan tanda-tanda awal itu bisa dilanjutkan ke pemeriksaan laboratorium, seperti untuk skrining hepatitis B dan atau hepatitis C tadi,” ujar Andi.
Dalam memperingati Hari Hepatitis Sedunia 2025, ia menegaskan pentingnya peran hati dalam tubuh dan pentingnya menjaga kesehatannya.
“Kita harapkan orang-orang lebih care, lebih peduli terhadap kesehatan liver mereka karena itu adalah salah satu organ yang cukup besar, tidak hanya dari segi ukuran tapi juga dari segi peran. Liver di dalam tubuh melakukan banyak fungsi, termasuk fungsi detoksifikasi, fungsi metabolisme,” tuturnya.(kompas/hans)