![]() |
HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy |
Situbondo (jurnalbesuki.com) - Ekspedisi Barong Nusantara (E-bara) adalah sebuah upaya dari para muda Nusantara, yang merasa terhina oleh kebijakan Menteri KKP, yang menyuburkan ekspor baby lobster ke Vietnam, tanpa memakmurkan Budidaya Lobster di Indonesia.
Bahkan, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, menilai persyaratan budidaya lobster di Indonesia, untuk bisa ekspor baby lobster ke Vietnam, hanyalah aksi tipu-tipu kementerian kelautan dan perikanan (KKP).
Makanya, dengan kebijakan yang tidak populer tersebut, pihaknya menilai Menteri KKP layak untuk dipenjara, bukan hanya direshuffle dari kabinet Presiden Prabowo Subianto.
"Semoga Presiden Prabowo Subianto segera mereshuffle Kabinetnya. Mengingat, saya menilai menterinya banyak Bajingannya, sehingga akan membebani dan menggerogoti wibawa Presiden saja,"kata Jhi Lilur, Sabtu (1/2/2025).
Menurutnya, E-bara adalah sebuah upaya untuk mengembalikan kehormatan Indonesia sebagai pemilik baby lobster. Vietnam justru menjadi jawara pengekspor lobster dunia.
"Padahal bibit lobsternya didatangakan dari Indonesia, yang diekspor secara dengan monopoli Menteri KKP dan kroninya,"ujar Kanjeng Pangeran (KP) Krendo Panuhalar.
Lebih jauh KP Krendo Panuhalar menjelaskan, berbekal jiwa patriotisme, dan gelora nasionalisme, E-bara dilahirkan dan dibumikan. Bahkan, dalam prosesnya E-bara melahirkan dua induk perusahaan, yakni Balad Grup dan Rasada Grup.
"Selanjutnya Balad Grup - Rasada Grup melahirkan 58 anak perusahaan di budidaya lobster, dengan jaringan usaha perikanan budidaya ke tiga negara, yakni China, Hongkong dan Singapura,"bebernya.
Lebih jauh Jhi Lilur menjelaskan, dengan penambahan 3 negara ini, menambah spektrum usaha tidak lagi berkutat di Lobster melainkan bertambah dan merambah pada 4 usaha lainnya, seperti kerapu, teripang, rumput laut dan anggur laut.
"Sehingga dengan bertambahnya usaha baru, lingkar bisnis saya menjadi lima negara, yakni Indonesia, Vietnam, China, Hongkong dan Singapura,"kata Lilur.
Lilur menegaskan, selama tahun 2025, pihaknya akan fokus untuk mengganti nama E-bara menjadi Ekspedisi Perikanan Budidaya Perikanan Nusantara (E-Perbaya), mengingat usaha dirinya melebar ke seluruh Nusantara, dengan berbagai usaha perikanan.
"Untuk tahun 2025, kami menargetkan E-Perbaya akan membuka lokateru melaut minimal pada 567 di seluruh Nusantara.
Saya yakin dan mampu membawa Indonesia mengalahkan Vietnam dan China di dunia usaha perikanan,"pungkasnya.(ary)