Situbondo(jurnalbesuki.com) - Ratusan Kepala Keluarga (KK) Dusun LangaiN Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, Situbondo mengancam akan melakukan aksi demo kepada CV Berkah Jaya Besuki, yakni CV pelaksana proyek pengerjaan jembatan dengan nominal anggaran sebesar Rp1,3 miliar.
Pasalnya, selain pengerjaannya dikeluhkan, karena memgerjakan rehabilitasi jembatan tidak sesuai Rancangan Anggaran Biaya (RAB), namun CV Berkah Jaya Besuki juga memasang jembatan alternatif yang tidak layak untuk dilintasi, sehingga mengancam keselamatan warga yang sedang melintas di jembatan darurat tersebut.
"CV Berkah Jaya Besuki terkesan hanya mencari keuntungan semata, dalam mengerjakan proyek rehabilitasi jembatan aengsonok senilai RP1,3 miliar. Apalagi menurut informasi kontraktornya asal Kabupaten Bondowoso,"ujar Bunawi, salah seorang warga Dusun Langai, Desa Sumberkolak, Rabu (18/2023).
Buktinya, meski jembatan alternatif yang terbuat dari bambu kondisinya sudah rusak, namun CV Berkah Jaya Besuki tidak memperbaikinya. Padahal, jembatan tersebut merupakan satu-satunya jalur, yang menghubungkan antara dusun langai dengan sejumlah dusun di Desa Sumberkolak.
"Sehingga dengan terpaksa warga gotong royong memperbaiki sendiri jembatan alternatif yang rusak tersebut. Mengingat banyak warga yang jatuh saat melintas, karena jembatan aengsonok merupakan jalan satu-satunya yang menghubungkan dusun langai dengan.dusun lain di Desa Sumberkolak,"katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Sumberkolak Supandi mengatakan, dirinya sudah mendapatkan keluhan dari warga tentang keberadaan CV Berkah Jaya. Warganya menganggap pihak CV Berkah Jaya tidak menghiraukan keselamatan warga yang melintas di jembatan alternatif.
“warga kami sudah tiga kali memperbaiki jembatan tapi tidak pernah dibantu oleh pihak CV. Masak hanya ingin buat jembatan alternatif, kalau rusak malah dibiarkan. Masak sekelas CV tidak bisa membuat jembatan sederhana tetapi tidak membahayakan orang lain,” tegasnya.
Supandi menegaskam., warganya mengeluh akibat pihak CV terkesan tutup mata begitu melihat warga sekitar gotong royong memperbaiki jembatan alternatif. Setiap kali ada warganya yang memperbaiki jembatan, pekerja proyek hanya diam dan sibuk dengan pekerjaannya sendiri.
“Ini sudah yang ke tiga kalinya warga saya memperbaiki jembatan. Mungkin karena marah dengan pihak CV akhirnya menghubungi saya. Bahkan, saat saya datang ke lokasi, memang benar yang memperbaiki jembatan adalah warga, dari pihak CV tidak ada yang bantu,” tegasnya.
Untuk merespon keluhan warganya, Supandi memanggil pekerja proyek. Namun, pengawas maupun pengurus dari pihak CV tidak ada di lokasi. Sehingga dia hanya ditemui oleh kepala tukang saja.
“Pemilik CV tidak ada, pengawas proyek tidak ada. Saya hanya ditemui oleh kepala pekerja saja. Jadi saya sampaikan, agar jembatan alternatif segera diperbaiki sebelum memakan korban,”pungkasnya.(ary)