Situbondo(jurnalbesuki.com) - Ketersediaan beras di gudang dolog Bondowoso minim, sehingga Perum Bulog Sub Divre Bondowoso, terancam tidak dapat melakukan operasi pasar, untuk menekan tingginya harga beras di Situbondo.
Anggota DPRD Situbondo, Suprapto mengatakan, ketersediaan beras ydi gudang bulog saat ini sebanyak 6.500 ton. Namun, jumlah itu, sebanyak 80 persen akan digunakan untuk bantuan sosial (Bansos) bagi masyarakat yang kurang mampu. Bantuan pangan itu merupakan program langsung dari pemerintah pusat.
“Jumlah total ada sekitar 4000 ton lebih yang akan diberikan kepada masyarakat kurang mampu, baik di Bondowoso maupun Situbondo,” ujar Suprapto, Rabu (20/9/2023).
Menurutnya, saat ini, ketersediaan beras di gudang dolog hanya sebanyak 1.000 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun stok beras tersebut dinilai tidak cukup untuk operasi pasar.
“Saya kira dengan stok hanya sekitar 1000 ton lebih ini tidak akan cukup digunakan untuk kegiatan operasi pasar. Dalam rangka menekan harga beras yang saat ini mencapai Rp 15 per kilogram,”bebernya.
Suprapto menyebutkan, minimnya ketersediaan beras itu sebelumnya sudah disampaikan bulog kepada pemerintah pusat. Tujuannya agar ada pengiriman stok beras kembali. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada tanggapan.
“Bulog sudah menyampaikan dan bersurat kepada bulog pusat beberapa pekan lalu. Tapi belum ada balasan sampai saat ini,”katanya.
Lebih jauh Suprapto menegaskan, minimnya ketersediaan stok beras harus disikapi bersama-sama, sehingga harga beras kembali normal. “Kalau tidak segera ditangani masalah harga beras ini, akan berdampak kepada masyarakat,”pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), Ruben Pakilaran mengatakan, operasi pasar menjadi kewenangan pihak bulog. Dinas hanya mempersiapkan fasilitas dan tempat yang dibutuhkan.
“Ujung tombaknya Bulog. Karena mereka yang tahu peris kekuatan untuk menggelar operasi pasar ini seberapa besar,"katanya.(ary)