Elito Circa Pelukis Filipina menggunakan darah untuk melukis.(foto.istimewa) |
jurnalbesuki.com - Kebiasaan umum, pelukis selalu menggunakan cat minyak atau bahan akrilik untuk melukis. Tetapi seniman asal Filipina ini menggunakan darahnya sendiri sebagai bahan melukis. Kanvas yang hendak dilukisnya tidak menggunakan bahan-bahan umum seperti lainnya.
Dia adalah Elito 'Amangpintor' Circa, seniman berkebangsaan Filipina yang kemudia menjadi terkenal karena hal nyelenehnya. Circa selalu menggunakan darahnya sendiri untuk membuat lukisan kanvas. Akibat sikap nyelenehnya, Circa mendapat sanjungan luar biasa dari banyak pecinta seni lukis. Walaupun kritikan pedas juga berdatangan karena merasa tidak nyaman dengan tradisinya.
Circa Lahir di keluarga miskin yang tidak mampu membeli perlengkapan seni yang tidak layak, akhirnya membuat Elito Circa bereksperimen dengan menggunakan berbagai media yang tidak biasa sebagai seorang anak, termasuk plum dan tomat, tetapi ketika dia secara tidak sengaja menggores tangannya, dia menemukan media seni untuk lukisannya tersebut.
Dia segera menyadari, bahwa darah tidak hanya membuat lukisannya lebih tahan lama, karena lebih sulit untuk dihapus dari kanvas, tetapi juga membuat karya seninya menjadi miliknya dengan cara yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
“Karya seni saya sangat penting bagi saya karena itu berasal dari saya, dari darah saya sendiri, DNA saya adalah bagian darinya…” Circa baru-baru ini mengatakan kepada Reuters .
“Filosofi saya adalah bahwa hidup itu berputar dan semuanya adalah siklus, jadi (darah saya) adalah alat yang berfungsi sebagai pengingat dari mana saya berasal.” tambahnya.
Setiap kali dia menggaruk tubuhnya, Elito menggunakan darahnya yang mengalir untu dijadikan sebagai cat, tetapi seiring bertambahnya usia dia menyadari bahwa dia membutuhkan pasokan "cat" yang stabil, jadi dia mulai mengunjungi sebuah klinik di Manila untuk mengekstraknya secara berkala.
Saat ini, dia mampir ke klinik setiap tiga bulan sekali untuk diambil darahnya, yang kemudian dia simpan di lemari es di studionya.
Meskipun Amangpintor pernah dikritik karena menggunakan darah sebagai cat di masa lalu, seniman Filipina ini selalu menegaskan bahwa ia ingin mengubah persepsi orang tentang darah melalui karya seninya.
“Orang-orang takut darah. Karena dalam pikiran mereka, darah berarti kematian,” ujar Circa dalam sebuah wawancara.
“Tapi saya ingin memelintir… keyakinan itu. Itu sebabnya saya membahas penggunaannya karena saya ingin orang berpikir bahwa itu bukan kematian, tetapi cinta dan kehidupan." sambung Elito.
Tidak jelas berapa banyak darahnya sendiri yang disimpan Elito Circa di studio seninya, namun bisa dipastikan jumlahnya cukup banyak, karena dia telah mengumumkan rencana untuk membuat "lukisan darah" terbesar yang pernah ada di atas kanvas sepanjang 100 meter (328 kaki) tahun depan.
Hal ini dilakukan agar bisa menetapkan rekor dunia baru dengan kategori unik. Meski terdengar aneh menggunakan darah sebagai media seni, Elito Circa bukanlah seniman pertama yang melakukannya. Sebelumnya, kami pernah menampilkan artis seperti Vincent Castiglia dan Dr Rev Mayers , yang melakukan hal yang sama.
(sumber:vivanews/hans)