Erupsi Semeru, Sungai dan Jembatan Rusak Ditimbun Lahar

Iklan Semua Halaman

Erupsi Semeru, Sungai dan Jembatan Rusak Ditimbun Lahar

19/12/2022


 Lumajang (jurnalbesuki.com) - Erupsi terus menerus dari Gunung Semeru dan lahar dingin yang ditimbulkanya menyebabkan aliran sungai yang dilewatinya penuh endapan. Bahkan saat ini jembatan dan sungai yang dilalui lahar sudah rata dan tertutup material lahar dingin tersebut.


Akses jalan masyarakat yang menjadi penghubung antara Dusun Sumberlangsep, Jugosari Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang sekarang terputus akibat timbunan material lahar. Bahkan, masyarakat Sumberkajar nyaris terisolasi.


Jembatan yang tadinya berada di ketinggian sekitar 7 meter dari sungai dan dataran aliran lahar, kini rata dengan endapan material lahar dingin.


"Saat ini saya di Jembatan Sumber Kajar menuju ke Sumber Langsep. Jembatannya sekarang rata dengan material lahar dingin," ujar relawan Semeru dalam video.


Dari keterangan relawan dalam video yang dilihat detikJatim hari ini, dampak erupsi itu membuat jembatan ke Desa Sumber Langsep tidak bisa dilalui. Sehingga warga harus memutar melalui material lahar dingin Semeru.


"Lahar dingin kemarin memutuskan jalur menuju ke Desa Sumber Langsep. Sekarang warga harus melewati material lahar dingin ke sana, untuk menuju ke perkampungan," ujar relawan di video tersebut.


Anggota Senior Tim Rescue Ikatan Remaja Anti Narkotika Pecinta Alam (Irannala) yang akrab disapa Gun membenarkan bahwa video itu diambil oleh rekan relawannya.


Perlu diketahui, jembatan penghubung dari Dusun Sumber Kajar ke Sumber Langsep itu sempat putus pada Januari 2022. Jembatan itu kembali dibangun hingga bisa difungsikan pada November lalu.


Pada saat jembatan itu terputus, warga Sumber Langsep sempat terisolasi. Aktivitas warga pun sempat terhambat. Meski warga masih bisa menuju ke perkampungan, tetapi karena terputusnya akses terusan Jembatan Sumber Kajar mereka harus memutar melalui material lahar dingin yang belum benar-benar keras.


"Sebenarnya erupsi kali ini lebih besar dari 2021 lalu. Hanya saja karena tahun lalu kurang antisipasi jadi banyak korban. Tahun ini, karena sudah belajar dari 2021, antisipasi sudah baik. Tapi kalau melihat dampak, lebih parah tahun ini sebenarnya," kata Gun.


Hingga hari ini erupsi Gunung Semeru masih terus terjadi. Pada Senin pagi tadi sudah terjadi 2 kali erupsi. Yakni pada pukul 05.16 WIB dan pukul 07.03 WIB.


Erupsi yang terjadi pukul 05.16 WIB setinggi 400 meter di atas puncak mahameru atau 4.076 meter di atas permukaan laut.


"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara dan timur laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 111 detik," kata Petugas Pos Pantau Gunung Semeru Mukdas Sofian dalam keterangan sebagaimana dilanir kantor berita detik. (detik/hans)