Ilustrasi Gempa yang merusak bangunan.(foto. Sindonews) |
jurnalbesuki.com - Catatan tentang gempa bumi yang terjadi di Cianur sepekan lalu menorehkan kisah pedih luar biasa. Tercatat sangat banyak bangunan dan gedung hancur dan rusak parah. Tragisnya, poses pembangunan baik gedung maupun yang lain itu dilakukan selama bertahun tahun, lalu hancur dalam sekejab mata.
Sebagaimana dilansir dari Conversation, sejarah gempa bumi di pulau jawa yang terjadi pada masa kolonial menunjukkan gambaran yang berbeda. Penelitian terbaru menunjukkan banyak gempa bumi yang menimbulkan kerusakan luar biasa itu terjadi sejak abad 17 di pulau jawa.
Setidaknya sembilan gempa bumi sejak tahun 1865 telah menyebabkan guncangan yang begitu parah sehingga hampir pasti merupakan peristiwa gempa yang dangkal. Ini termasuk dua gempa bumi di dekat Wonosobo di Jawa Tengah pada tahun 1924 yang menjadi penyebab bencana tanah longsor yang menewaskan hampir 900 orang.
Dalam penelitian terbaru kami, kami juga mendokumentasikan getaran yang sangat ekstrem yang disebabkan oleh gempa pada 25 Oktober 1875 di dekat Kuningan, Jawa Barat.
Seorang saksi mata menggambarkan dirinya terlempar dari kursi dan melihat sekawanan sapi terlempar dari tanah. Gempa bumi yang menyebabkan kerusakan juga pernah terjadi di Cirebon pada tanggal 16 November 1847. Peristiwa ini diperkirakan menyebabkan aliran sungai setinggi 5 meter karena kekuatannya yang mencapai 7 skala Richter atau bahkan lebih besar.
Cianjur, lokasi gempa minggu ini, telah mengalami setidaknya satu gempa bumi yang menyebabkan kerusakan hebat, yaitu pada 28 Maret 1879, yang menyebabkan runtuhnya beberapa bangunan dengan korban jiwa.
Selama ini, hanya ada satu gempa dangkal yang terjadi, yaitu pada tahun 1924 yang menyebabkan hampir 800 kematian, dan empat gempa lainnya menyebabkan korban jiwa sebanyak 10 hingga 100. Kemudian pada tahun 2006, gempa bumi Yogyakarta dengan kekuatan 6,3 skala Richter terjadi. Peristiwa yang luar biasa ini menewaskan hingga 5.749 orang.
Selama beberapa generasi, gempa bumi besar belum pernah terjadi di daerah lain di Pulau Jawa. Karena hal ini, tidak banyak perhatian yang diberikan terkait konstruksi bangunan, sehingga banyak bangunan lemah akan runtuh ketika gempa terjadi.(sindonews/hans)