Banyuwangi Memanas, Tim Survey Geometri ke Gunung SalakanTerpaksa Kembali Dengan Pengawalan Polisi

Iklan Semua Halaman

Banyuwangi Memanas, Tim Survey Geometri ke Gunung SalakanTerpaksa Kembali Dengan Pengawalan Polisi

19/08/2022

 

Banyuwangi (jurnalbesuki.com) - Tim Survey Geoetri yang hendak melakukan aktifitas di Gunung Salakan dihadang warga Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi. Rombongan Surveyor dari PT Bumi Suksesindo (BSI) itu akhirnya kembali dengan pengawalan aparat kepolisian.


Peristiwa penghadapan warga terhadap para surveyor itu terjadi di pertigaan Mbah Marwah, Kampung Rowojambe, Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kamis (18/8/2022).


Menurut Kapolsek Pesanggaran, AKP bashori Alwi, rombongan dari PT. BSI itu akan melakukan pembukaan jalan untuk survey geometri di Gunung Salakan. "Iya mereka itu, apa namanya, hanya survei geometri di kawasan itu (Gunung Salakan)," ujarnya.


Bashor menjelaskan, Rombongan dari PT Bumi Suksesindo itu berjumlah 23 orang. Masing-masing terdiri dari tim survei berkah 7 orang dari PT BSI dan 16 orang dari warga lokal yang memandu jalur pembukaan jalan. "Iya penelitinya ada 7 orang dari PT BSI dan 16 orang warga lokal yang buka jalan," tambahnya.


Namun karena warga melakukan penolakan, kata Basori, pihaknya langsung meminta kegiatan itu dibatalkan. Hal ini dilakukan agar konflik tidak berlanjut. "Jadi hanya salah paham tadi itu. Makanya kami minta untuk tidak dilakukan survei itu," pungkasnya.


Kondisi sekitar pertambangan emas di Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi memanas. Hal ini seiring dengan adanya dugaan pengadangan sejumlah petugas survei dari PT. Bumi Suksesindo (BSI) yang hendak membuka jalur penelitian di Gunung Salakan.


Aksi ini viral di media sosial pada hari ini. Video berdurasi 1 menit 15 detik terlihat beberapa warga menghentikan kendaraan milik polisi yang mengawal tim survey PT BSI.


Beberapa warga berdebat dengan Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi. Warga menolak adanya tim survei untuk masuk wilayah Gunung Salakan. "Piye ngene iki. Lek koyo ngene iki masyarakat geger pastine (bagaimana ini, kalau seperti ini terus geger masyarakat)," ujar salah satu warga dalam video itu.


Kalimat itu ditujukan kepada aparat kepolisian yang diduga melakukan pengawalan. Sebab masyarakat tidak mau jika Gunung Salakan ditambang.(detikjatim/hans)