Miris, Remaja Ini Meninggal Dunia Gara-gara Minum Dingin Usai Main Basket

Iklan Semua Halaman

Miris, Remaja Ini Meninggal Dunia Gara-gara Minum Dingin Usai Main Basket

22/07/2022


 jurnalbesuki.com - Seorang remaja berusia 19 tahun meninggal dunia karena minum air dingin setelah melakukan pertandingan basket di Fuzhou, China.


Menurut teman-temannya, remaja yang tidak disebutkan identitasnya itu sudah biasa main basket setiap hari. Namun, karena cuaca yang sangat panas, remaja itu langsung menenggak sebotol air dingin setelah bermain basket.


Namun, nahasnya dalam waktu kurang dari lima menit, remaja itu mulai merasa tidak enak badan. Dikutip dari World of Buzz, dadanya juga terasa sakit.


Melihat kondisinya itu, teman-temannya langsung memanggil ambulans untuk membawanya ke rumah sakit. Sayangnya, remaja laki-laki itu tidak dapat diselamatkan karena mengalami serangan jantung.


Serangan jantung terjadi saat satu atau lebih dari area otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Hal ini biasanya terjadi saat aliran darah ke otot jantung tersumbat.


Mengapa Bisa Begitu?

Menurut wakil direktur departemen somnologi Universitas Fujian, Yu Yunying, saat minum air dingin tepat setelah melakukan olahraga ekstrem, air tersebut dapat mengejutkan organ dan tidak membantu proses pendinginan internal tubuh.


Bukannya menyejukkan badan, air dingin itu akan membekukan aliran darah, menyebabkan penyumbatan yang mengarah ke serangan jantung.


Tapi benarkah minum air dingin setelah olahraga bisa sefatal itu? Tunggu dulu...


Pada dasarnya manusia memiliki mekanisme tersendiri untuk mengatur suhu di dalam tubuh. Karenanya, pengaruh temperatur air minum terhadap fungsi tubuh umumnya sangat kecil karena akan segera disesuaikan ketika sudah masuk ke dalam tubuh.

Beberapa pakar bahkan meyakini, minum air dengan suhu rendah justru membantu menurunkan suhu inti tubuh yang pada akhirnya dapat memperbaiki performa saat olahraga.


Bagaimanapun, tidak ada keharusan untuk minum dingin setelah olahraga. Bukan suhunya yang penting, tetapi konsistensi yang lebih berperan dalam menghindari risiko dehidrasi yang berbahaya.(detik/hans)