HKTI Klaim Penurunan Hasil Panen Gara-gara Kebijakan Pemerintah

Iklan Semua Halaman

HKTI Klaim Penurunan Hasil Panen Gara-gara Kebijakan Pemerintah

28/06/2022


Jember (jurnalbesuki.com) - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember kembali menyoroti Kebijakan Pemerintah Pusat sebagai salah satu penyebab turunnya hasil panen gabah para petani khususnya diwilayah Kabupaten Jember.


Menurunnya Jumlah pupuk bersubsidi dan alur distribusi yang lebih ribet diklaim sebagai mata rantai kegagalan petani dalam budi daya tanaman pertanian. 


"Bahwa pengaruh perubahan cuaca yang relatif ekstrem menjadi salah satu faktor memang iya, tetapi kalau kebutuhan pupuk tanaman tercukupi, maka tanaman akan lebih kuat menghadapi tantangan cuaca," ujar Jumantoro, Ketua HKTI Jember.


Sejauh ini, berdasarkan penelusuran HKTI Jember, diperkirakan akan terjadi penurunan produksi hingga 50 persen. "Artinya kebutuhan pangan yang diproduksi akan menurun separuh kebutuhan. Dan terus terang, salah satu penyebab adalah kebijakan pemerintah yang menyebabkan ketersediaan pupuk subsisi menjadi langka dan sulit didapat,"terang Jumantoro.


Dicontohkan Jumantoro, wilayah kecamatan Jombang Kabupaten Jember, panen saat ini gagal total akibat padi yang ditanam kekurangan pupuk. Kegagalan itu menyebabkan petani hanya bisa menjual dalam sepetak sawah (sekitar 1/4 Hektar) hanya dilepas seharga Rp. 750 - 800 Ribu. 


"Padahal didaerah sana biasanya harga normal per petak tanaman padi biasanya terjual antara 4,5 - 5 juta rupiah," terangnya.


Oleh karena itu, HKTI menuntut kepada pemerintah untuk melakukan tinjauan ulang terhadap kebijakan pengurangan pupuk subsidi termasuk sistim distribusinya. 


"Contoh lagi, ada kebijakan jika seorang petani meninggal, maka jatah pupuknya dihanguskan. Padahal keluarganya kan yang meneruskan lahan pertaniannya. Kebijakan ini kan aneh?,"terang Aktifis Pertanian ini menjelaskan.(hans)