Jakarta (jurnalbesuki.com) - Keju adalah salah satu jenis makanan yang sangat digemari anak-anak. Mereka biasa menyantap makanan ini dengan roti atau spageti.
Keju juga disukai banyak orang karena menyediakan kalsium, magnesium, natrium, dan kalium. Kandungan-kandungan tersebut pastinya perlu diberikan orangtua supaya tumbuh kembang anak berjalan dengan baik.
Meski menyehatkan, ternyata makanan olahan dari susu itu tidak bisa sembarangan dikonsumsi apalagi dalam jumlah berlebih. Karena anak dapat mengalami sembelit alias kesulitan buang air besar (BAB).
Hal yang sama juga bisa dirasakan apabila anak makan terlalu banyak pisang, nasi, susu, atau pola makannya rendah serat dan cairan. Perlu diketahui bahwa susu beserta produk olahannya dapat menyebabkan sembelit karena tingginya kandungan protein dan laktosa.
Hal tersebut dikatakan oleh dokter anak ahli gastro-hepatologi asal Cleveland Clinic, Jacob Kurowski, MD. Orangtua dapat mengetahui anaknya mengalami sembelit setelah melahap makanan tersebut melalui beberapa tanda. Seperti, intensitas BAB si kecil kurang dari tiga kali dalam seminggu atau merasakan rasa sakit akibat gangguan pencernaan ini yang dialaminya.
Selain sejumlah makanan yang disebutkan Kurowski, ternyata masih ada faktor lain yang menjadi penyebab sembelit, di antaranya: Stres Malu atau enggan menggunakan toilet umum Kesulitan fisik saat menggunakan toilet. Kurowski menambahkan bahwa ukuran, suara, dan lokasi toilet terkadang membuat anak juga mengalami kesulitan.
Cara menangani anak yang sembelit Anak yang belum terlalu mengerti kondisi tubuhnya mungkin bisa membuat orangtua kewalahan karena si kecil menangis akibat rasa sakit dari sembelit.
Nah, supaya ia dapat kembali riang gembira, orangtua dapat melakukan beberapa cara di bawah ini supaya sembelit pada anak teratasi.
1. Ketahui pola makan anak
Makanan apa pun yang masuk dari mulut ke perut tentunya memengaruhi tubuh. Hal yang sama juga berlaku untuk masalah sembelit pada anak.
Kurowski menyarankan supaya orangtua mengevaluasi pola makan, jenis makanan, dan porsi yang biasanya disantap anak.
Setelah ketiga hal tersebut diketahui, Kurowski merekomendasikan agar porsi anak dilakukan penyesuaian. Artinya, jika si kecil terbiasa makan lebih dari 340 gram keju setiap hari tentu porsinya harus dikurangi menjadi 113-140 gram saja.
Kurowski menambahkan, konsumsi produk susu lainnya untuk si buah hati ada baiknya turut dibatasi.
2. Konsumsi makanan tinggi serat.
Kalau cara pertama dirasa masih kurang, orangtua dapat memberikan anaknya makanan yang tinggi serat untuk memperlancar saluran pencernaannya.
Misalnya, buah-buahan seperti apel dengan kulitnya, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
3. Gunakan obat pencahar.
Obat ini dapat diminum untuk kasus tertentu berdasar seberapa parah sembelit yang dialami anak. Kurowski mengatakan, orangtua dapat membeli obat pencahar yang dijual di apotek untuk menangani masalah tersebut.
4. Buat anak nyaman di toilet
Anak mungkin merasa tidak nyaman saat harus BAB di toilet. Dalam hal ini, orangtua harus peka dan mengajarinya untuk membiasakan diri.
Khususnya bagi anak yang usianya baru tiga hingga delapan tahun. Orangtua juga dapat berkonsultasi dengan fasilitas layanan kesehatan untuk memberikan solusi bagi soal masalah BAB anak.
“Jika kaki anak tidak menyentuh lantai ketika duduk di toilet, anak mungkin membutuhkan bangku pijakan. Toilet untuk orang dewasa dan bukan untuk anak-anak,” kata Kurowski.
5. Cegah faktor lain
Obat-obatan yang sudah dikonsumsi anak bisa dikonsultasikan ulang ke dokter atau fasilitas layanan kesehatan. Di sisi lain, orangtua jangan ragu untuk meminta fasilitas layanan kesehatan mengecek apakah anaknya mengalami sindrom iritasi usus besar.