Cara Aman Sungkem Atau Salaman Saat Bersilaturrahmi Lebaran Dimasa Pandemi

Iklan Semua Halaman

Cara Aman Sungkem Atau Salaman Saat Bersilaturrahmi Lebaran Dimasa Pandemi

02/05/2022


 Jakarta (jurnalbesuki.com) - Silaturrahmi usai Sholat Idul Fitri menjadi pelengkap puasa Ramadhan. Karena dalam puasa Ramadhan Allah menyediakan fasilitas pengampunan atas semua dosa yang dilakukan hamba-hamba-Nya. Tetapi yang berkaitan dengan kekeliruan atau kesalah sesama, maka harus saling bermaafan antar sesama dulu, baru Allah mengampuni.


Namun dimasa pendemi seperti saat ini yang masih dibawah bayang-bayang corona jenis omicron dan yang lain, kehati-hatian bersilaturrahmi perlu diperhatikan dengan seksama. 


Lalu bagaimana cara bersilaturrahmi dan bersalaman yang aman ditengah ancaman omicron?


Dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) mengingatkan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan selama perayaan lebaran. Tak terkecuali, dalam melakukan tradisi sungkem alias cium tangan.


"Sesuai anjuran pemerintah. Protokol kesehatan tetap dilakukan. Menggunakan masker, menjaga jarak, hindari kerumunan, serta cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau antiseptik setelah kontak," tuturnya pada detikcom, Selasa (26/4/2022).


Sementara itu, Kepala Program Studi Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) dr Dhanasari Vidiawati menyarankan untuk tetap mengenakan masker saat cium tangan. Bahkan cipika-cipiki bisa dihindari dulu karena masih berisiko.


"Cium tangan yang aman, kita tetap pakai masker. Kita cium tangannya orangtua kita tetap pakai masker dan tidak usah pegang tangannya," kata dr Dhanasari dikutip dari siaran YouTube BNPB, Rabu (27/4/2022).


Pendapat senada disampaikan Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlina Burhan, SpP(K). Omicron yang gejalanya relatif ringan atau bahkan tidak bergejala kerap membuat risiko penularannya terabaikan.


"Jadi kalau dari saya sih menyarankan bersalaman seperti orang Sunda. Orang Sunda kan (salamnya) nggak bersentuhan," sambung dr Erlina.(detik/hans)