Jember (jurnalbesuki.com) - Sejumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tersebar dikabupaten Jember terpantau tengah mengalami kendala akibat tingkat Inflasi tertinggi mencapai 1,07 persen. Dampak ini mulai dirasakan para pelaku UMKM sejak tahun 2020 lalu terutama masa pendemi Covid-19.
Akibatnya, mereka mengurangi kapasitas produksi karena biaya dan operasional terus meningkat. Untuk kepentingan produksi juga terkendala oleh naiknya harga komoditas yang dibutuhkan dan menjadi bahan dasar produksi yang ditekuninya.
Rendra Wirawan, ketua UMKM NUsantara kepada sejumlah wartawan menceritakan dinamika produksi dari kalangannya terus mengalami kemerosotan akibat pandemi, dan inflasi yang terjadi di Jember. "Selain menyebabkan cost produksi meninggi, hara sembako yang menjadi kebutuhan utama juga meningkat harganya. Berat mas!," keluhnya, Selasa (05/04/2022).
Ditambah lagi kondisi saat ini, harga meningkat tetapi daya beli masyarakat terhadap produk usaha menurun."Kita lihat bahan sembako naik semua dan ini juga daya beli masyarakat mulai menurun," pungkasnya.
Rendra menegaskan, kondisi saat ini membuat UMKM menjadi menderita akibat adanya inflasi.
"Apalagi ini membuat produksi UMKM menurun karena cost terlalu tinggi dikarenakan bahan seperti minyak goreng, kedelai, cabe terus merangkak naik," imbuhnya.
Ia menambahkan, sudah meminta kepada anggotanya untuk mulai mengurangi produksinya sementara waktu.
"Selain itu kami minta mereka untuk berinovasi yang minim resiko, sembari menunggu stabil kembali. Kami ini berharap pihak terkait bisa segera mengambil langkah intervensi yang tepat dalam inflasi ini," tutupnya.(jb1/hans)