Lumajang (jurnalbesuki.com) - Seorang Bos Penjaja Seks Komersial (PSK) dituntut hukuman penjara 10 tahun penjara karena telah mempekerjakan 29 perempuan sebagai wanita pemuas nafsu laki-laki hidung belang. Bahkan Mucikari yang dikenal dengan panggilan Mami Ambar itu juga telah mempekerjakan 6 perempuan bawah umur.
Kasus perdagangan manusia yang mendudukkan Mami Ambar sebagai terdakwa dalam persidangan juga dituntut membayar denda 120 juta subsider 6 bulan penjara dan harus membayar retribusi korban senilai 1 Miliar Rupiah.
Dalam sidang tersebut juga disaksikan oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq, karena kasus ini mendapatkan perhatian semua pihak dan didalamnya ada perdagangan anak. "Kasus ini tidak bisa dibiarkan karena merusak nama baik daerah," kata Cak Thoriq, Selasa (07/06/2022).
Sebelumnya sidang berlangsung mulai jam 11.00 WIB Mami Ambar harus merasakan duduk dikursi panas dan mendengarkan Jaksa Penutut Umum Ahmad Fahrudin membacakan pasal 182 ayat 1 Huruf A KUHP. Usai tuntutan tersebut dari pihak Mami Ambar merasa keberatan melalui pengacara Wiwin Suharni Kurnia SH.
"Kami keberatan dan akan mengajukan Pledoi tertulis dalam persidangan berikutnya Minggu depan," kata Wiwin.
Kepala Kejaksaan Negeri Lumajang Eko Riendra Wiranto mengatakan, dalam agenda sidang-sidang sebelumnya Mami Ambar selalu bersikap kooperatif dan mengakui menggeluti bisnis esek-esek di depan hakim dan jaksa. Namun yang sulit ditoleransi, Mami Ambar diduga sengaja melibatkan sejumlah gadis di bawah umur dalam menjalankan bisnis gelap tersebut.
"Makannya selain pidana, kami juga menuntut terdakwa terkena denda restitusi" kata Eko.
Atas perhitungan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) dendanya sekitar Rp 1 miliar lebih 30 juta. Itu untuk pemulihan trauma korban, kalau tidak dibayar menjalani hukuman 3 bulan.(lumajangsatu/hans)